Optimalisasi Lahan, Pangdam V Brawijaya Targetkan Lahan Tadah Hujan
Para Komandan Satuan di seluruh jajaran Kodam V Brawijaya diharapkan dapat melanjutkan program-program dari TNI AD. Mulai program pertahanan, keamanan termasuk program ketahanan pangan dengan melakukan pompanisasi dan pipanisasi. Dengan berbagai terobosan yang dilakuakn TNI AD, diharapkan Indonesia bisa surplus dan bahkan menjadi negara pengekpor beras.
Hal ini disampaikan Pangdam V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay, usai memimpin Apel Komandan Satuan seluruh jajaran Kodam V Brawijaya di GOR Tawangalun, Banyuwangi, Selasa, 21 Mei 2024. Kegiatan ini diikuti seluruh Komandan Satuan di seluruh jajaran Kodam V Brawijaya.
“Harapan kita, agar para komandan satuan di wilayah masing-masing dapat melanjutkan program TNI AD bekerja sama dengan masyarakat untuk memajukan berbagai sektor, baik bidang keamanan, pertahanan, di wilayah kodam V termasuk kita akan melaksanakan program-program ketahanan pangan yang merupakan program pemerintah,” terangnya.
Jawa Timur (Jatim) adalah salah satu penghasil beras terbesar di Indonesia. Sawahnya juga sangat luas. Jatim memiliki sawah tadah hujan kurang lebih luasnya 498.088 hektar. Dari jumlah itu hanya panen dalam sawah-sawah tersebut hanya panen satu tahun sekali dengan luasan lahan yang dapat termanfaatkan hanya 36.000 hektar.
Pasca Juli 2024, Indonesia kemungkinan akan kembali dihadapkan dengan el nino. Fenomena alam itu cukup rawan dalam pengembangan sawah. Sehingga petani butuh pendampingan dalam mengolah sawahnya.
Untuk itu, Panglima TNI dan KSAD telah melakukan MoU dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan pendampingan bagi para petani untuk mengoptimalisasi sawahnya. Sawah-sawah tersebut dioptimalkan sehingga dalam satu tahun bisa menjadi dua hingga tiga kali tanam.
Hasil dari optimalisasi lahan tersebut, menurutnya, saat ini sudah ada 298 ribu hektar lahan yang masuk ke musim tanam kedua. Angka ini naik dari awalnya yang hanya 36 ribu hektar saja. Lahan seluas 298 ribu hektar inilah yang digadang bisa tanam hingga tiga kali dalam setahun.
“Harapan kita, sesuai kebijakan pemerintah ke depan negara kita bisa melaksanakan ekspor beras. Jadi, selain surplus Indonesia dapat melaksanakan ekspor,” tegas Rafael Granada Baay.
Jawa Timur adalah salah satu tulang punggung produksi beras nasional, maka ini lahan-lahan tersebut akan dioptimalisasi dalam tahun ini. Jenderal TNI berbintang dua ini mentargetkan, sebelum terjadinya el nino pasca Juli 2024 ini, lahan tadah hujan seluas 498.088 hektar di Jawa Timur minimal sudah melaksanakan tanam kedua.
“Dan memang harus dilaksanakan pendampingan sehingga ini berjalan,” tegas Rafael Granada Baay.
Dari Mou Panglima TNI, KSAD dan Menteri Pertanian, Jawa Timur akan mendapatkan dukungan pompanisasi termasuk program pipanisasi yang dilakukan oleh KSAD. Saat ini, kata Pangdam, sudah terpasang 400 pompa. Dan kedepan mentan sudah menyampaikan akan mendukung wilayah Jawa Timur dengan 3.000 pompa.
Dengan demikian, sungai-sungai yang ada, ketika kemarau panjang tidak lagi kering. Tetapi hanya turun debit airnya. Sehingga dapat menghidupkan petani untuk dapat memberikan kesejahteraan para petani.
“Kita juga membangun kerjasama dengan Balai-balai Besar Sungai untuk dapat menyuplai air ke sawah-sawah yang berada di sepanjang sungai Brantas maupun Bengawan Solo yang melintas di Jawa Timur,” tutur Rafael Granada Baay.
Pangdam juga sudah menginstruksikan seluruh Dandim untuk bersama masyarakat setiap wilayahnya agar memperluas lahan tanam jagung. Setiap wilayah, menurutnya, harus bisa mencapai 200 hektar.
“Sehingga ke depan kita tidak kesulitan jagung,” pungkasnya.