OPM Klaim Serangan Brutal di Kiwirok, Papua, Ini Alasannya
Konflik bersenjata meletus di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Senin 13 September 2021. Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengklaim sebagai pelaku penyerangan yang menyebabkan satu nakes tewas, dan 8 nakes di Puskesmas Kiwirok terluka. Seorang anggota TNI juga ikut terluka dalam serangan tersebut. Satu mantri hilang hingga saat ini.
Kontak Senjata di Papua
Kontak senjata antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin 13 September 2021 pagi.
Kekerasan serta baku tembak yang terjadi selama 4 jam tersebut menyebabkan jatuh korban. Seorang nakes ditemukan tewas, 8 nakes terluka dan satu anggota TNI juga ikut terluka. Seorang mantri dari Puskeskmas Kiwirok dilaporkan hilang.
"Senin, pukul 09.00 hingga 13.15 WIT, di Distrik Kiwirok telah terjadi kontak tembak antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga," kata Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Christian Irreuw, dikutip dari kompas.com, dikutip Sabtu 18 September 2021.
Dalam konflik bersenjata itu, sejumlah fasilitas umum dirusak oleh KKB OPM. Antara lain Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.
Pimpinan KKB Disebut Tewas
Di sisi lain, TNI menyebut jika pihaknya berhasil menembak mati Komandan Operasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Elly Bidana. Komandan berusia 35 tahun itu disebut tewas dalam baku tembak, oleh Dandim 1715/ Yahukimo Letkol Inf Christian Irreuw.
"Ada laporan, dari KKB yakni Elly Bidana (35 tahun) yang dalam struktur KKB menjabat sebagai komandan operasi Batalyon III Meme tewas," ujar Cristian.
Selain satu komandan tewas, dalam baku tembak antara OPM dan Satgas Yonif 403/WP itu, juga disebut dua anggota KKB pimpinan Lamek Taplo, terluka.
Kata OPM
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim sebagai pihak bertanggungjawa dalam serangan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, pada 13-14 September 2021.
OPM menyebut serangan dilakukan sebagai upaya memisahkan diri dari pemerintah kolonial Indonesia. OPM bahkan mengaku siap jika aksi kekerasan mereka dibawa ke forum internasional.
"Kami siap ke hukum internasional jika kami salah. Tapi kami tetap punya tekat untuk hancurkan semua fasilitas milik pemerintah kolonial Indonesia," kata Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom," dikutip dari cnnindonesia.com, Sabtu 18 September 2021.
Menurutnya, PBB selama ini telah mengabaikan hak orang asli Papua untuk bisa hidup merdeka, serta membiarkan pemerintah Indonesia melakukan kekerasan selama 59 tahun terakhir.
OPM juga menegaskan akan terus melakukan aksi serangan pada fasilitas milik pemerintah Indonesia. "Akan kami hancurkan semuanya di seluruh tanah Papua dan kami akan bangun kembali setelah Papua merdeka penuh dari tangan pemerintah kolonial Indonesia," katanya.
Nakes Keluarkan Pistol
Soal satu nakes yang ditembak mati, OPM punya versi berbeda. Menurut mereka, nakes itu mengeluarkan pistol dan menodong lebih dahulu anggota OPM. "Pasukan TPNPB laporkan bahwa doktor bersenjata pistol, yang telah lakukan tembakan ke Pasukan TPNPB, tembak mati. Jadi itu perlu buktikan melalui investigasi independen," katanya.
Sedangkan menurut seorang nakes yang selamat, ia melihat korban Gabriella dan sejumlah nakes lain disiksa dan ditelanjangi dengan tak manusiawi. Beberapa yang lain ditendang hingga masuk jurang.
Diketahui seorang nakes bernama Gabriella Maelani, usia 22 tahun, tewas dalam serangan OPM atas Puskesmas di Kiwirok, Papua. Jenazah nakes yang ditemukan tewas di dasar jurang, berhasil dievakuasi pada Jumat 17 September 2021. (Kmp/Cni)
Advertisement