Operasi Zebra di Jember, Terobos Palang Pintu Siap-siap Ditilang!
Polres Jember menggelar Operasi Zebra Semeru, terhitung mulai hari ini, Senin 4 September sampai 17 September 2023. Dalam operasi zebra kali ini, polisi mengedepankan penindakan secara digital atau tilang elektronik.
Kapolres Jember AKBP Moh Nur Hidayat mengatakan, dalam operasi zebra kali ini ada 226 personel Polres Jember yang dilibatkan, ditambah 111 personel dari instansi samping. Seperti operasi yang dilakukan sebelumnya, operasi kali ini juga menyasar para pelanggar lalu lintas.
Secara garis besar terdapat empat sasaran operasi zebra, yakni orang, barang, tempat, dan peristiwa. Sementara jenis pelanggaran yang menjadi sasaran prioritas, di antaranya berboncengan lebih dari satu orang, melebihi batas kecepatan dan melawan arus, dan pengendara bawah umur.
Kemudian pengendara roda dua yang tidak memakai helm SNI, pengendara roda empat yang tidak menggunakan safety belt, pengemudi sambil mengoperasikan ponsel, dan pengendara dalam pengaruh minuman keras.
Selama operasi zebra, polisi mengedepankan tindakan pencegahan. Sementara penindakan merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan.
Sesuai instruksi Mabes Polri, penindakan terhadap pelanggar lalu lintas kali ini dilakukan secara digital. Kecuali penindakan terhadap pelanggar lalu lintas tertentu.
Polisi tetap diperbolehkan melakukan tilang manual terhadap pengendara yang menggunakan knalpot brong, melawan arus, dan menerobos palang pintu perlintasan kereta api.
“Tidak ada penindakan secara manual saat ini, kecuali terhadap pengendara melawan arus, knalpot brong, dan penerobos palang pintu. Beberapa kasus menerobos palang pintu menyebabkan kecelakaan kereta,” kata Nur Hidayat.
Kepada petugas operasi zebra Nur Hidayat mengimbau agar melakukan penindakan secara profesional, menghindari perilaku dan tindakan yang berpotensi merusak citra kepolisian dan negara. Apalagi perilaku tersebut berpotensi diviralkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Nur Hidayat juga meminta anggotanya melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur yang akan dipakai untuk kegiatan keramaian berupa karnaval. Petugas harus mencari jalur alternatif secepat mungkin untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas.
Nur Hidayat tidak ingin kejadian yang terjadi di Mojokerto terjadi di Jember. Karena itu, pengalihan arus diperlukan agar tidak ada kendaraan yang kurang layak jalan melintas di jalur yang dilalui peserta karnaval.
“Kita tidak ingin kejadian yang di Mojokerto terulang di Jember. Karena itu harus segera cari jalur alternatif untuk mengurai kemacetan. Kita juga meminta agar ada ruang khusus bagi kendaraan prioritas. Kita tidak tahu kapan ada masyarakat yang membutuhkan akses cepat untuk menuju ke rumah sakit,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto menyampaikan permohonan maaf kepada petugas kepolisian atas kegiatan karnaval yang berlangsung setiap hari. Hendy mencatat Jember memiliki 572 agenda keramaian.
Terkait perlintasan sebidang tanpa penjaga, Hendi mengatakan sudah berkoordinasi dengan PT KAI Daop 9 Jember. Selain itu, Pemkab Jember juga telah menempatkan petugas dari Dinas Perhubungan di perlintasan kereta api yang rawan terjadi kecelakaan.
“Selain memasang rambu-rambu, kita sudah tempatkan petugas Dinas Perhubungan, mereka akan menjaga di perlintasan sebidang tanpa palang dan penjaga. Tentunya kami juga mengingatkan agar petugas jaga pintu palang jangan sampai lupa waktu kapan kereta api akan melintas,” pungkasnya.