Operasi LASIK Bisa Sebabkan Katarak di Kemudian Hari, Benarkah?
Banyak orang yang masih ragu untuk menjalani LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis). Penyebabnya banyak sekali informasi yang membuat orang berpikir ulang untuk melakukan LASIK. Apalagi jika kita mencari informasi di dunia maya. Banyak sekali informasi yang membuat takut dan akhirnya bikin mundur pasien yang ingin jalani LASIK.
Informasi-informasi itu misalnya saja, ada yang menyebut pasca operasi LASIK bisa menyebabkan katarak. Ada juga informasi yang menyebut operasi LASIK dilakukan dengan pembedahan sehingga akan meninggalkan bekas yang tak sedap dipandang mata.
Kemudian, tingkat keberhasilan LASIK diragukan, sehingga tak ada jaminan bakal bebas kaca mata 100 persen dan informasi lainnya. Apakah informasi-informasi tersebut benar? Simak penuturan Dokter Dini Dharmawidiarini Sp.M (K) dari Divisi Kornea Katarak dan Bedah Refraksi Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya.
Kata Dokter Dini Dharmawidiarini Sp.M (K) dari Divisi Kornea Katarak dan Bedah Refraksi Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya LASIK sebenarnya tak menyebabkan katarak. Pasalnya, letak katarak terjadi di bagian tengah mata, sedangkan yang dilakukan LASIK berada bagian luar mata.
"Faktor penyebab utama katarak adalah faktor penuaan atau degeneratif. Jadi, apabila di kemudian hari terjadi katarak, maka yang menjadi penyebab bukan karena LASIK-nya, tapi karena memang faktor degeneratif," ujar Dokter Dini.
Informasi menyesatkan lainnya adalah LASIK dilakukan dengan pembedahan sehingga akan meninggalkan bekas di mata. Karena meninggalkan bekas luka, tentu saja dianggap tak sedap dipandang mata. Benarkah?
Informasi di atas tak benar. Operasi LASIK tak meninggalkan bekas luka atau scar. Jadi kornea mata akan tetap jernih. LASIK tetap menjadi cara paling aman dan minim risiko untuk lepas kacamata. Karena dengan LASIK yang dilaser di lapisan paling luar mata kita.
Tingkat keberhasilan LASIK juga bisa mencapai 100 persen karena sebelum operasi LASIK akan ada screening pre-LASIK. Jadi dipastikan semua aman dan tepat baru dilakukan operasi LASIK.
Soal minus berapa yang masih bisa dikoreksi dengan LASIK, Dokter Dini menyebut minus antara 8-14 masih memungkinkan dikoreksi dengan LASIK. Apabila tebal pasien kornea tak mencukupi maka dokter masih punya perhitungan untuk keamanan mungkin disisakan sedikit meski hasilnya tak full koreksi.
"Apabila pasien memang tak memenuhi syarat untuk dilakukan LASIK, dokter di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya masih punya pilihan lain yaitu penanaman lensa atau prosedur refractive lens exchange," ujarnya.
Perawatan pasca LASIK pun juga sederhana. Pasien akan diberi obat tetes mata untuk mencegah infeksi, mata kering, kemudian pasien diminta memakai kacamata pelindung biasa. Besok paginya pasien diminta kontrol dan sudah bahkan bisa beraktivitas seperti biasa.
"Jadi tak perlu dibebat kedua matanya pasca operasi LASIK," kata Dokter Dini.
Meski LASIk sangat aman, namun bukan berarti semua orang bisa menjalani LASIK. Dokter Dini memberikan warning untuk ibu hamil dan menyusui untuk tidak melakukan LASIK terlebih dahulu. LASIK baru bisa dilakukan pada ibu hamil dan menyusui apabila siklus menstruasi dari sang ibu mencapai kondisi yang normal. Diperkirakan membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk sampai kondisi menstruasi ibu hamil dan menyusui normal kembali.
Kemudian, untuk pasien penderita katarak, sebaiknya tak usah operasi LASIK dulu karena hasilnya akan percuma saja. Katarak berada di belakang kornea. LASIK itu di depannya kataraknya. Hilangkan kataraknya dulu.
"Pasien dengan glaukoma berat juga tak bisa LASIK. Pasien dengan autoimmune biasanya kalau dilakukan LASIK hasilnya tak stabil," pungkas Dokter Dini.