Opera Gayatri Dipentaskan di Hari Jadi Majapahit 730 Tahun
Opera Gayatri memeriahkan Gaung Sakala Bhumi Majapahit dalam rangka hari jadi Majapahit 730 tahun dengan tema 'Merawat Peradaban Majapahit' di lapangan Desa Trowulan dan Pusat Pengelolaan Informasi Majapahit.
Pementasan bernuansa sakral ini diiringi Orkestra Franki Raden. Selain opera, pementasan tersebut, juga menyajikan pemutaran film yang diambil dari opera Gayatri Majapahit.
Gaung Sakala Bhumi Majapahit diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur. Opera Gayatri Rajapatni karya Mia Johannes yang akrab disapa Mhyajo menceritakan perjalanan berdirinya kerajaan Majapahit.
Mhyajo mengolaborasikan seni peran, tari, sastra musik dan film dalam satu panggung. Gerak tari yang diadaptasi dari ragam tari daerah yang ada di Nusantara itu dikemas apik dengan iringan musik dari National Orchestra. Semakin menarik dengan Festival Cahaya karya M.Janna Bindiar yang begitu memanjakan mata, menakjubkan.
"Jadi di dalam lini masa tersebut terdapat banyak sekali kejadian-kejadian dan dia (Gayatri) ada di setiap lini masa yang penting," ucap Mhyajo saat konferensi pers di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
BPK Wilayah XI Jawa Timur menggelar acara seni budaya hingga 12 November mendatang dengan berbagai aktivitas berupa pasar rakyat yang diisi dari masyarakat sekitar dan UMKM, pemutaran Bioling, Dialog Budaya, Pameran, Adi Budaya On Air, Dolanan Tradisional, serta Gelar Budaya Majapahit termasuk di dalamnya Opera Majapahit, Gayatri Sang Sri Rajapatni.
"Opera Gayatri untuk menguatkan identitas serta menjaga nilai-nilai keluhuran budaya Majapahit, melalui aktualisasi pentas/ekspresi seni budaya dengan mengangkat salah satu tokoh penting Majapahit, Rajapatni Gayatri," ujarnya.
Mhyajo mengatakan dalam lini masa itu mengangkat sosok Gayatri yang sangat berperan di Kerajaan Majapahit. Naskah dan adegan teatrikal Opera Gayatri yang ditulis 2018 itu sesuai lini masa dari rentetan kejadian-kejadian yang 100 persen pakem sesuai sejarah tidak diotak-atik. Sehingga penyajian Opera Gayatri sekitar 80 persen dari lini masa dan selebihnya improvisasi tingkat kesadaran seniman
"Kenapa namanya Gayatri (Opera), kalau Gayatri tidak memikat Raden Wijaya dan dia tidak menjanjikan kerajaan baru setelah Singasari habis (Diruntuhkan 1292) oleh Kerajaan Kadiri, oleh Jayakatwang. Maka tidak akan ada Kerajaan Majapahit," ujarnya.
Pagelaran Opera Gayatri berlangsung lebih dari 1 jam 30 menit itu juga dilengkapi dengan pemutaran film di sebuah layar lebar pada Sabtu 4 November 2023 malam di Pusat Pengelolaan Informasi Majapahit. Pementasan Opera Gayatri juga semakin menarik dengan Festival Cahaya karya M.Janna Bindiar yang begitu memanjakan mata, menakjubkan.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Endah Budi Heryani menambahkan Gaung Sakala Bhumi Majapahit dalam rangka memperingati hari jadi Majapahit ke-730. Kegiatan ini diawali dengan Lomba E komik dan Lomba Foto, serta Jelajah Situs dan ekspresi budaya di PIM dengan melibatkan 46 sekolah dan 650 siswa dilaksanakan di tanggal 19, 25, 26, dan 31 Oktober 2023.
Opera Majapahit, Festival Cahaya, sekaligus Pembukaan Gaung Sakala Bhumi Majapahit yang merupakan kerja kolaborasi dengan Direktorat PMM.
Endah menjelaskan Gaung Sakala Bhumi Majapahit akan dimulai lagi, pada tanggal 11 dan 12 November 2023. "Kegiatan Gaung Sakala Bhumi Majapahit merupakan wujud nyata kerja sama, gotong royong, kolaborasi dari semua pihak. Kami mengucapkan terima kasih, maju terus kebudayaan Indonesia dan salam budaya," tandasnya.
Advertisement