Opa Sugai Gowes Sidoarjo-Mekkah dalam Empat Bulan
Sugeng Santoso sangat mencintai sepeda. Dan bersepedanya. Tak heran, saat dia menunaikan ibadah umroh bulan Agustus 2023 dia berangan-angan bisa bersepeda dari Sidoarjo ke Mekkah, Saudi Arabia!
“Awalnya anak istri semua menentang. Dibilang saya sudah gila,” ceritanya sambil tertawa. Tetapi setelah diyakinkan beberapa bulan, akhirnya keluarga pun menyetujui.
Pensiunan pegawai bea dan cukai ini pun langsung mempersiapkan diri. Paling utama tentu sepeda.
“Alhamdulillah saya dapat dukungan dari PT. Insera Sena. Produsen sepeda Polygon ini mensupport saya dengan sepeda gravel tipe Bend R9X,” bangga Sugeng yang biasa dipanggil Opa Sugai.
Berikutnya adalah dokumen visa harus disiapkan. Untuk itu harus diurus di Jakarta. Tepat tanggal 10 Desember 2023, Sugeng berangkat dari hotel Soffie di Jalan Bandara Juanda Sidoarjo dilepas beberapa teman. Ada juga yang menemani gowes hingga Nganjuk. Tujuan pertamanya adalah ke Jakarta.
“Saya mengambil rute Jogjakarta, Semarang, Pekalongan, Cirebon, Subang, Indramayu, dan masuk Jakarta. Total perjalanan delapan hari dari target sepuluh hari,” cerita Opa Sugai.
Sesampai di Jakarta, mulailah pengurusan dokumen perjalanan. Sayang, Opa Sugai terkendala dokumen visa Saudi ini. Akhirnya akhir Januari 2024 dia nekad berangkat tanpa visa Saudi.
Tanggal 29 Januari, Opa Sugai telah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia. “Saya terbang dari Jakarta menuju KL,” tuturnya. Apes, sepeda Polygon Bend R9X nya bermasalah. Beruntung di KL ada Rodalink Bangsri.
Setelah beres, keesokan harinya, mulailah Sugeng gowes dari Petaling Jaya sejauh 80 km menuju Tanjung Malim. Istirahat semalam, besoknya, pria kelahiran tahun 1961 ini gowes menuju Ipoh sejauh 125 km.
Tujuan utamanya adalah ke Penang. “Saya ingin sekali eksplorasi pulau Penang yang indah,” bilangnya. Jadi setelah dari Ipoh, Opa Sugai mengayuh pedal Bend R9X sejauh 125 km hingga mencapai kota peninggalan Inggris yang masih dilestarikan ini.
“Saya naik kapal cepat menuju Penang, tidak mahal hanya dua ringgit saja dan cukup 15 menit. Awalnya saya ingin naik sepeda menyeberangi Jembatan Penang. Bayangan saya seperti menyeberang Jembatan Suramadu dari Pulau Jawa ke Pulau Madura. Tetapi sepeda tidak boleh masuk,” sesalnya.
Setelah puas eksplorasi Penang, Opa Sugai melanjutkan perjalanan ke Kota Kedah. Hanya 90 km dan dia bermalam di kota kelahiran Perdana Menteri Dato Mahathir Muhammad ini. “Beruntung saya dapat hotel yang persis sebelah rumah Dr. M,” bangga Opa Sugai.
Besoknya, dari Kedah Sugeng menyeberang ke Thailand. Melalui border Bukit Kayu Hitam. “Jaraknya hanya 55 km dan di sisi Malaysia tidak ada tanjakan. Yang ada hanya rolling,” tutur warga Perumahan Pondok Maspion, Waru, Sidoarjo ini.
Sugeng menikmati semalam di Kota Ban Tay – Changlon, Thailand. Menurutnya di sini masih banyak yang bisa bahasa Melayu dan uang Ringgit masih berlaku.
Keesokan harinya, Opa Sugai mengayuh lagi pedal Bend R9X menuju Kota Songkhla sejauh 80 km. “Rute ini flat tetapi panas menyengat. Di perjalanan ini saya sempat mampir ke Kantor Konjen RI yang searah dengan perjalanan saya. Saya diterima dan dijamu dengan baik oleh Pak Eddy, staf Konjen asal Tangerang,” tuturnya.
Setiba di Songkhla, Opa Sugai sempat bimbang. Perjalanan selanjutnya harus ke Bangkok. Agar bisa terbang ke Qatar. Tetapi jarak Songkhla ke Bangkok itu mirip Surabaya ke Jakarta.
“Ditempuh seminggu hingga sepuluh hari bersepeda. Tentu sangat makan waktu sedangkan saya harus dikejar waktu mengurus visa Saudi yang belum beres itu,” jelasnya.
Akhirnya, Opa Sugai mengambil keputusan naik bis dari Songkhla menuju Bangkok. Setiba di Bangkok, Opa Sugai tinggal di Masjid Jawa. “Menurut cerita penunggu Masjid, tempat ini dibangun oleh masyarakat Indonesia yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah. Saat ini jumlah populasi mereka di Bangkok tinggal sedikit dan sudah sangat tua,” jelas suami dari Farida.
Selagi menunggu pengurusan visa Saudi di Bangkok, Opa Sugai sangat gembira bisa eksplorasi kuliner Kota Bangkok dengan Bend R9X nya.
Opa Sugai sempat mencari informasi menuju Qatar via darat. Agar bisa dilalui dengan sepeda. Tetapi sayang Myanmar tidak mengizinkan pesepeda melintasi negaranya. Jadi dari Bangkok harus terbang ke Qatar.
Setiba di Qatar, Opa Sugai memiliki waktu sepuluh hari untuk gowes di sini. “Menunggu urusan visa Saudi, saya hubungi kenalan Warga Negara Indonesia, Iwan Kurniawan yang bekerja di GAS Qatar,” bilangnya.
Iwan mengantar Opa Sugai menikmati Kota Qatar. Antara lain mengunjungi Cornice. Sebuah tempat hiburan yang berada di tepi pantai Qatar yang selalu ramai.
“Juga diantar ke Katara. Sebuah daerah baru hasil reklamasi yang indah seperti Kota Venice, Italia,” puji ayah tiga anak ini. Yang membuat Opa Sugai tercengang adalah di Qatar semuanya bebas pajak.
“Mobil, motor, semua kendaraan bebas pajak. Makan pun tidak ada pajak. Penghasilan karyawan tidak kena pajak,” ceritanya terheran-heran.
Setelah semua urusan dokumen visa Saudi selesai, Opa Sugai langsung berangkat ke Mekkah, Saudi Arabia. Jarak Qatar ke Mekkah sekitar 1.500 km.
Sebetulnya bisa dilalui dengan sepeda, tetapi karena cuaca yang sedang tidak bagus, terlalu berangin kencang dan beresiko, banyak teman-teman Opa Sugai menganjurkan naik bis saja.
Setiba di Mekkah, Opa Sugai langsung sujud syukur karena dirinya bisa kembali menginjakkan kaki di Mekkah setelah empat bulan meninggalkan Indonesia.
Lebih bahagia lagi, kali ini dia ke Mekkah tidak sendirian. Tetapi ditemani “soulmate” yakni sepeda. “Alhamdulillah Saya bisa sampai ke tanah suci ini bersama sepeda. Sesuai keinginan saya. Apalagi tiba di Mekkah tepat dengan sebulan berpuasa dan bisa menjalankan sholat tarawih setiap hari di Mekkah,” bilangnya sambil terus mengucap terima kasih.
Opa Sugai tiap hari gowes di Kota Mekkah. Dari tempat tinggal ke Masjid pun gowes juga. Kebetulan, anggota komunitas GCC (Gentlemen Cycling Community) ini tinggal hanya sembilan kilometer dari Masjidil Haram.
Perjalanan Opa Sugai belum usai. Sesaat setelah lebaran usai, dia kembali mengayuh sepeda Bend R9X nya menuju Jeddah.
Perjalanan sejauh 125 km ini dinikmatinya secara berbeda. “Sepanjang perjalanan itu saya hanya melewati padang pasir coklat-coklat saja. Tidak ada pohon jadi panasnya langsung terik,” bilang Opa Sugai.
Setiba di Jedaah, Opa Sugai bakal pulang via Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 21 April nanti. “Setiba di KL, saya akan gowes lagi bersama dua orang teman dari KL menuju Johor Bahru. Jaraknya 400 km dan rencananya akan empat hari gowes. Setelah dari JB saya akan pulang ke Surabaya,” tutup Opa Sugai yang tak lupa berterima kasih kepada dua orang sponsornya yakni H. Rochmawan dan H.Afif.
Advertisement