OnlyFans Larang Konten Porno, Pekerja Seks Kecewa
Aplikasi OnlyFans akan melarang dan menghentikan konten pornografi per 1 Oktober 2021 nanti. Sejumlah kreator kecewa atas kebijakan baru OnlyFans itu. Sebagian pekerja seks mengaku kehilangan potensi pendapatan dari keamanan mereka dalam memproduksi konten pornografi di OnlyFans.
OnlyFans Larang Konten Pornografi
OnlyFans mengubah kebijakan dengan melarang konten pornografi per 1 Oktober 2021. Kebijakan ini sejalan dengan strategi menarik dana dari investor dengan target valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,4 miliar.
"Kami harus mengembangkan pedoman konten kami," jelas OnlyFans dikutip dari kompas.com, Sabtu 21 Agustus 2021.
Meski melarang konten pornografi, Onlyfans mengizinkan konten telanjang serta akan memberikan peringatan kepada kreator yang mengunggah konten melanggar aturan OnlyFans, dikutip dari Buzzfeed.
Diketahui, aplikasi OnlyFans populer selama pandemi. Banyak kreator memanfaatkan aplikasi ekslusif ini dengan membuat konten berbau pornografi, termasuk pekerja seks.
Pelanggan bisa mengakses konten dengan berlangganan dan membayar biaya tertentu. Pada 2020, OnlyFans mencatat penjualan senilai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 28,9 triliun) dan diproyeksikan makin berlipat ganda tahun ini. Dari keseluruhan penjualan tersebut, OnlyFans mengutip komisi sebesar 20 persen.
Meski, kreator di OnlyFans tak hanya pekerja seks saja. Sejumlah selebriti dan musisi juga memiliki akun di OnlyFans.
Pekerja Seks Kecewa
Aturan baru OnlyFans membuat kreator dari profesi pekerja seks kecewa. Laura Watson, dari Kolektif Pelacur Inggris menyebut kebijakan OnlyFans berisiko memaksa pekerja seks turun ke jalan lagi. "Mereka bisa ditangkap, kena denda, dan bahkan ditahan. Pekerja seks butuh platform ini bertahan secara aman," katanya dikutip dari bbc.com.
Seorang kreator yang juga pekerja seks di Inggris menyebut akan menghapus kontennya di OnlyFans. Sedangkan pekerja seks lain mengaku tak banyak terdampak dari larangan baru OnlyFans, sebab ada banyak situs lain yang bisa jadi lapak menjual konten pornografi. (Kmp/Bbc/Bzz)