One Male Condom, Kondom Khusus Seks Anal Cegah Infeksi Seksual
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan kondom yang khusus dibuat untuk seks anal. Tujuannya sama seperti kondom pada umumnya, yakni untuk mengurangi penyebaran infeksi menular seksual (IMS).
Pejabat FDA memperingatkan bahwa seks anal jauh lebih berisiko dibandingkan seks vaginal dalam hal penyebaran infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan human papillomavirus (HPV).
Kondom baru ini berbahan lateks dan merek yang telah disetujui disebut ONE Male Condom. Alat kontrasepsi ini diproduksi oleh Global Protection Corp dari Boston, Massachusetts. Secara bentuk, ONE Male Condom ini tidak berbeda dengan kondom kebanyakan. Perbedaannya terdapat pada otorisasi FDA.
Kondom One Male telah diuji dan disahkan secara khusus, dan sekarang diizinkan untuk dipasarkan untuk seks anal. Persetujuan FDA mengandalkan studi klinis Universitas Emory, yang berfokus pada keamanan kondom pada lebih dari 500 pria.
Para partisipan dibagi rata antara pria yang berhubungan seks dengan pria maupun wanita, lapor Health. Peneliti menemukan tingkat kegagalan ONE Male Condom, diindikasikan sebagai pecah atau terlepas, kurang dari 1 persen (tepatnya 0,68 persen) selama seks anal, dan itu 3 persen lebih tinggi (1,89 persen) selama seks vaginal.
Studi ini juga menyoroti sekitar 70 persen pria yang berhubungan seks dengan pria (gay atau homoseksual) akan cenderung menggunakan kondom yang ditandai aman untuk seks anal. Hasil tersebut berdasarkan survei terhadap 10.000 orang.
Risiko Tak Terduga dari Anal Seks
Seks anal memiliki risiko kesehatan yang mungkin tak terduga. Dilansir dari Pop Sugar, salah satu risiko kesehatan tersebut adalah terjangkit HPV (Human papilomavirus). HPV sendiri berisiko mengakibatkan kanker serviks dan dapat dicegah melalui pemeriksaan pap smear dan vaksin HPV.
Di sisi lain, ternyata, infeksi HPV juga dapat membuat seseorang rentan terkena kanker anus. “HPV dapat ditularkan ke anus melalui hubungan seks anal dan menyebabkan kanker di area tersebut,” ungkap ginekolog Christine Sterling.
Dia menambahkan, risiko tersebut pun lebih tinggi karena biasanya pemeriksaan rutin tidak termasuk untuk kanker anus. Menurut American Cancer Society, perempuan dengan riwayat kanker serviks (atau pra-kanker) memiliki peningkatan risiko kanker anus.
Penyebab kanker bukan sekadar karena kutil anus, namun ada lebih dari 150 subtipe HPV dan yang paling mungkin menyebabkan kanker anus adalah HPV 16. Meskipun HPV dapat ditularkan selama aktivitas seksual (termasuk seks oral), virus juga dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit dengan area yang terinfeksi, tak terkecuali sentuhan dari alat kelamin ke anus.