Omset Pedagang DVD Jombang Terjun Bebas, Ini Sebabnya
Setiap masa ada zamannya. Narasi ini, cocok disematkan untuk para pedagang DVD di Kabupaten Jombang. Pesatnya teknologi streaming, membuat para pedagang DVD kehilangan pasar. Dibanding lima tahun lalu, omset penjualan mereka saat ini terjun bebas. Bahkan nyaris nol.
Seniman, 58, pedagang DVD di sekitar Pasar Peterongan merasakan betul dampak perubahan zaman tersebut. Dagangan kasetnya kadang laku, bahkan tidak sama sekali. Untuk bertahan, ia hanya mengandalkan kegiatan seperti hajatan, peringatan hari besar Islam, atau kegiatan masyarakat lainnya.
“Sekarang sangat sepi. Tidak seperti dulu ramai pembeli. Kadang sehari satu, pernah tidak ada blas,” ucapnya Sabtu 22 Mei 2021. Lansia asal Desa Mancar, Kecamatan Peterongan, ini sudah tujuh tahun menjaga kios DVD. Selama itu usahannya mengalami pasang surut.
Pernah juga hampir gulung tikar. Karena tak ada laba masuk yang bisa menutupi biaya operasional kios. Seperti tagihan listrik dan pemeliharaan alat-alat pengeras suara. “Omset penjualan turun ya mulai tahun 2017. Sepi sekali, sampai sekarang," katanya.
Ia bercerita, dulu saat DVD masih berjaya dalam sehari bisa menjual 10 sampai 20 keping. Dengan harga yang beragam mulai dari paling murah Rp 5.000 hingga Rp 15 ribu. Namun hal itu nampaknya sangat sulit terulang untuk saat ini.
Seniman tak menampik pesatnya perkembangan teknologi membuat keberadaan DVD semakin tak diminati. Masyarakat kini lebih memilih jaringan internet untuk memutar lagu, yang kini sudah lengkap dengan visual gambarnya. “Dulu operator sound system sering beli kaset untuk stok lagu. Sekarang tinggal buka HP sudah dapat lagu,” ujarnya.
Meski demikian, Seniman tetap rutin membuka lapak dagangannya setiap pukul 09.00 hingga menjelang sore. Ia mengaku tetap berjaga di kios dagangannya. Seniman percaya, rezeki tidak akan kemana. Meski tak jarang perasaan sedih menyelimuti benaknya.
“Mau gimana lagi, ini pekerjaan paling pas buat saya. Apalagi punya riwayat kolestrol, jadi tetap dinikmati saja. Dulu kaset begitu digemari. Mulai dari kaset lagu, sampai film. Sekarang biarpun musim hajatan, kadang ada yang beli kadang juga tidak,” pungkasnya.
Advertisement