Omnibus Law Dibahas, Ribuan Massa Penolak Bakal Turun ke Jalan
Massa aksi Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim, berencana untuk kembali turun ke jalan pada Kamis, 16 Juli 2020 nanti seusai melakukan konfrensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 13 Juli 2020, ini.
Juru bicara demonstran, Habibus Salihi, mengatakan jika RUU Omnibus Law tetap dibahas oleh pemerintah pusat. Maka pihaknya bakal melakukan aksi demonstrasi lanjutan hingga UU sapu jagat tersebut benar-benar ditarik.
“Jadi kalau misalnya melihat situasi, kalau (Omnibus Law) tetap dilakukan pembahasan di nasional, maka kemudian tidak mungkin teman-teman akan berdiam saja. Makanya teman-teman pada 16 Juli 2020 pasti akan kembali ke jalan,” kata Habibus, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Pria yang akrab disapa Habib ini pun mengungkapkan, pada tanggal 16 Juli 2020 tersebut, Getol bakal membawa massa berjumlah ribuan. Namun sayangnya, saat ditanya lokasi, dia enggan menjawab.
“Untuk 16 Juli 2020, estimasi teman-teman massa akan ada 2500 orang, dari seluruh elemen. Lokasi belum kami tunjukkan, tinggal tunggu perkembangan selanjutnya,” ungkapnya.
Dengan rencana aksi lanjutan tersebut, kata Habib, massa Getol Jatim berharap agar Omnibus Law segera ditarik serta batal dibahas oleh pemerintah pusat. Sebab RUU tersebut sangat meresahkan masyarakat.
“Harapannya adalah RUU Omnibus Law dan RUU lainnya yang membahayakan masyarakat dibatalkan seluruhnya. Memang masyarakat tidak mau ditunda, kemudian kami mau RUU itu dibatalkan,” ungkapnya.
Sementara itu, saat disinggung dilarangnya pengerahan massa dalam jumlah banyak oleh pemerintah. Habib mengungkapkan jika Getol Jatim akan tetap menjaga protokol kesehatan saat melakukan aksi.
“Selama Covid-19, kami dari pihak pekerja dan dari Getol Jatim sudah mengantisipasi protokol kesehatan. Kami juga menghargai upaya pemerintah yang memerangi Covid-19 ini,” kata dia.
“Namun lagi-lagi pemerintah tak menghargai pekerja, terbukti di pembahasan RUU Omnibus Law, sebelum Covid-19 pembahasan terus dijalankan,” imbuhnya.
Perlu diketahui, puluhan massa yang menyebut dirinya Getol telah mendatangi Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Senin, 13 Juli 2020. Mereka menuntut agar pembahasan undang-undang sapu jagat tersebut segara dibatalkan.
“Kami menghargai pemerintah, cuma untuk hari ini kami mengambil perwakilan di beberapa lembaga. Kalau kami menurunkan massa banyak, itu bisa saja, tapi kami tetap menghargai pemerintah,” tutupnya.
Advertisement