Omicron, Khofifah Ajukan Syarat bagi PMI Pulang ke Daerahnya
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Covif 19 dan Penanganan Kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jatim. Ia meminta agar protokol kesehatan diperketat serta PMI baru diizinkan pulang jika dalam kondisi sehat.
Perketat Prokes
Dalam rakor yang digelar pada Senin 24 Januari 2022 itu, Khofifah mengajak masyarakat meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan puncak Covid-19 varian Omicron sekitar Maret 2022.
“Diperlukan penerapan protokol kesehatan yang ketat mengingat saat ini aktivitas masyarakat yang cukup tinggi. Diwajibkan pengecekan aplikasi peduli lindungi di beberapa tempat wisata, mall, maupun tempat berkumpulnya masyarakat,” kata Khofifah dikutip dari laman Kominfo Jatim, Senin 24 Januari 2022.
Selain itu, dalam rakor, Khofifah juga menyinggung tentang pentingnya prokes ketat pada sekolah yang sedang menerapkan PTM 100 persen. "Selain itu baik di sekolah maupun kampus yang sudah melaksanakan tatap muka juga wajib diberlakukan prokes ketat,” imbuhnya.
Beberapa kota yang berpotensi menjadi lonjakan Covid-19 di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, juga wilayah Matraman.
Syarat bagi PMI
Di kesempatan yang sama, mantan Menteri Sosial ini meminta agar setiap PMI yang hendak dipulangkan ke wilayahnya masing-masing, dipastikan kondisinya sehat. “Akan dipulangkan setelah benar-benar sehat. Ini merupakan bentuk tanggungjawab kami dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Jatim," lanjutnya.
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto menjelaskan mekanisme penanganan kedatangan PMI sewaktu tiba di Bandara Juanda hingga menuju ke tempat karantina dan hotel.
Sebab, sebelumnya telah tiba 129 PMI dengan dua di antaranya positif Covid-19 setelah menjalani semua SOP selama di bandara baik pengecekan suhu, cek paspor dan visa.
Nurchahyanto menambahkan, bagi mereka dengan PCR negatif, tetap wajib menjalani karantina selama 7 hari. "Saya minta kepada para Dandim agar PMI yang hasilnya negatif setelah karatina agar dijemput dan diantar ke wilayahnya masing-masing,” imbuh Pangdam.
Pesan Kapolda
Sementara, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengucapkan terima kasih, dan meminta agar seluruh elemen yang telah bekerja dengan baik dalam penanganan PPLN di penerbangan pertama Juanda, bekerja dengan konsisten.
“Setiap titik penanganan telah bekerja dengan baik, sehingga dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan kesiapan satgas dalam menerima PPLN di Bandara Juanda sesuai dengan jadwal yang akan ditentukan,” kata Kapolda.
Kapolda juga menyebut bahwa pertahanan yang dilakukan satgas ini harus diimbangi dengan penerapan testing dan tracing di wilayah se-Jawa Timur. Hal ini dikarenakan sudah ditemukannya varian omicron di berbagai wilayah di Jawa Timur melalui transmisi lokal.
“Kita sudah pernah berhasil melewati masa-masa gelombang 1 dan 2 covid-19, jadikan pengalaman terdahulu sebagai persiapan langkah-langkah taktis jika terjadi kondisi kontijensi penyebaran varian omicron,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada polres jajaran agar segera mempercepat vaksinasi booster terhadap lansia, remaja, dan anak-anak. “Saya meminta kepada jajaran polres segera mengoptimalkan kemampuan dalam percepatan vaksin baik secara gerai vaksin maupun door to door. Kami juga membantu satgas penanganan kedatangan PMI di Jatim,” tutur Kapolda.
Omicron di Jatim Meningkat
Di kesempatan yang sama, Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim, dokter Joni Wahyuadi menyampaikan paparan mengenai varian Omicron di Jatim yang cukup meningkat selama sepekan ini. Oleh karena itu hal ini perlu di antisipasi agar tidak terjadi puncak pasien yan terpapar Covid-19.
“Risiko penularan Covid-19 varian Omicron ini lebih banyak berasal dari transmisi lokal artinya terjadi penularan di masyarakat. Meski antibodi sudah terbentuk karena telah mendapatkan vaksin tetapi prokes juga harus diberlakukan secara ketat,” kata Joni.