Omicron Dunia Melonjak, Dua Negara Ini Justru Longgarkan Covid-19
Perkembangan pandemi Covid-19, khususnya varian Omicron menjadikan dunai waspada. Bahkan, sejumlah makin meninggakan pembatasan sosial. Namun, perkembangan kasus Covid-19 di Australia justru mengalami penurunan. Demikian pula terjadi di Selandia Baru.
Pihak berwenang Australia telah melaporkan 77 kematian pada Selasa 1 Februari 2022, turun dari rekor 98 yang terjadi pada Jumat 28 Januari 2022 lalu, dan lebih dari 35.000 kasus baru.
Rawat inap tetap stabil di sekitar 5.000 selama beberapa hari terakhir setelah memuncak hanya di bawah 5.400 seminggu yang lalu. Selama pandemi, lebih dari 3.800 orang telah meninggal karena Covid-19 di Australia.
Longgarkan Perbatasan Covid-19
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Kate Laurell Ardern mengumumkan jika warga Selandia Baru yang sudah divaksin dan saat ini berada di Australia dapat melakukan perjalanan pulang bebas karantina.
"Pulang bebas karantina akan dimulai 27 Febuari mendatang, sementara untuk warga di seluruh dunia aturan itu dapat dilakukan dua minggu kemudian," tutur Ardern dikutip Reuters, Kamis 3 Februari 2022.
Aturan lain juga ikut diumumkan yakni pembukaan kembali perbatasan secara bertahap. Bahkan, pengunjung beransel dan beberapa pekerja terampil yang sudah divaksin akan diizinkan masuk Selandia Baru mulai 13 Maret, dan negara itu akan mengizinkan hingga 5.000 siswa internasional untuk masuk mulai 12 April.
"Wisatawan harus mengisolasi diri di rumah selama 10 hari alih-alih tinggal di fasilitas isolasi negara," kata Ardern.
Turis Australia
Sementara, para turis dari Australia dan negara bebas visa lainnya, bagaimanapun, tidak akan diizinkan masuk hingga Juli dan pelancong dari seluruh dunia akan dilarang masuk hingga Oktober berdasarkan rencana tersebut.
"Membuka kembali dengan cara yang terkelola ini menyeimbangkan arus masuk pelancong sehingga orang dapat bersatu kembali dan mengisi kekurangan tenaga kerja kami, sambil memastikan pula sistem perawatan kesehatan kami dapat mengelola peningkatan kasus," jelas Ardern.
"Strategi kami dengan Omicron adalah memperlambat penyebaran, dan perbatasan kami adalah bagian dari itu," tambahnya.
Diketahui, Selandia Baru memiliki beberapa kontrol perbatasan terketat di dunia selama dua tahun terakhir, ketika pemerintah berusaha mencegah virus corona.
Bahkan, orang asing dilarang masuk, dan warga yang ingin kembali harus mengajukan permintaan darurat kepada pemerintah atau memastikan mendapat tempat di fasilitas karantina negara, yang disebut MIQ, melalui sebuah laman, sebuah proses yang oleh para kritikus disebut sebagai sistem gaya undian yang tidak adil.
Kebijakan-kebijakan itu sebagian besar berhasil. Sebagai negara berpenduduk lima juta orang, Selandia Baru sejauh ini mengalami sekitar 17.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan hanya 53 kematian.
"Para turis Australia dan pelancong dari negara bebas visa lainnya dapat melakukan perjalanan ke Selandia Baru lagi pada Juli, pada bulan Oktober, pemrosesan visa normal akan dilanjutkan dan semua pengunjung dan pelajar lain yang memerlukan visa dapat masuk," tutup Ardern.
Pelonggaran di Australia
Perkembangan kasus Covid-19 di Sydney, Australia saat ini diklaim menurun dibandingkan dengan kasus di awal tahun 2022 lalu.
Hal tersebut disampaikan salah satu Warga Negara Indonesia di Sydney yang sekaligus Anggota Indonesian Diaspora Network, Frans Simarmata.
"Secara tren dua minggu terakhir ini sudah alami penerununan di bandingkan di awal tahun 2022," tutur Frans Simarmata, dalam keterangan Rabu 2 Februari 2022.
Namun dalam hal kembalinya pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah maupun universitas di Australia, diprediksi akan kembali meningkat di awal Febuari.
"Di minggu-minggu depan di prediksi akan naik lagi karena anak-anak sudah kembali belajar tatap muka jadi karena mobilitas anak-anak ataupun masyarakat semakin meningkat kemungkinan kasus akan meningkat juga di minggu depan," jelas Frans.
Tetapi Frans menjelaskan bahwa hingga saat ini Pemerintah Australia sendiri sudah mengantisipasi lonjakan kasus tersebut terutama pada anak-anak.
"Antisipasi dilakukan terutama untuk anak-anak, seperti halnya beberapa sekolah telah menyediakan rapid antigen, jadi sebelum masuk sekolah harus di rapid dulu untuk menghindari penyebaran Covid-19 diantara sekolah," jelasnya kembali. dan juga mulai anak dulu belum vaksin booster
Tak hanya itu, Pemerintah Australia juga memberikan antisipasi untuk memberikan subsidi after care kepada anak setelah mereka pulang sekolah.
"Karena selama ini kesibukan orang tua dan anak setelah pulang sekolah tidak bertemu orang tuanya karena masih bekerja, maka mereka akan masuk ke after care yang nantinya pemerintah akan memberikan 500 dolar per anak, hal itu sebagai bentuk suatu kesiapan dan support dari Pemerintah untuk para orang tua untuk melindungi anaknya," tuturnya.
Advertisement