Ombak Misterius di Kolam TNI AL Juanda Bukan Rekayasa, Lalu Apa?
Komandan Pangkalan Udara TNI AL Juanda Kolonel Laut Bayu Alisyahbana memastikan bahwa fenomena ombak di kolam renang Tirta Krida, di Komplek Puslatdiksarmil TNI AL Juanda bukanlah rekayasa.
Kemunculan ombak di kolam renang yang terekam dalam sebuah tayangan video dan viral di media sosial, ini kemudian dikaitkan dengan peristiwa gempa bumi disertai tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu, karena waktu terjadinya yang hampir bersamaan.
Publik pun berspekulasi, sejumlah netizen mengatakan, fenomena itu adalah fenomena alam, namun ada pula yang berargumen bahwa ombak itu muncul berasal dari teknologi pembuat ombak yang ada di kolam tersebut.
Bayu membantah, dirinya mengatakan, tak ada suatu alat atau mesin apapun yang terpasang di kolam ini, yang bisa mengakibatkan munculnya ombak di kolam yang seharusnya tenang tersebut.
Di kolam yang berukuran 50 meter X 25 meter ini, kata Bayu, hanya terpasang alat penjernih air, itupun alat manual biasa. Tak ada alat pembuat ombak atau semacamnya.
"Di kolam renang ini hanya alat manual untuk sirkulasi air, untuk menjernihkan air kolam seperti biasa. Alat lain untuk sarana latihan tidak ada," kata dia, saat ditemui, di lokasi, Selasa, 2 Oktober 2018, kemarin.
Ia tak tahu pasti apa penyebab munculnya ombak itu. Menurutnya hal itu juga tak bisa dijelaskan secara nalar. Bahkan, bagi Bayu, fenomena itu bisa saja adalah tanda-tanda kebesaran Tuhan.
"Termasuk juga, jika ditinjau secara keilmuan, fenomena semacam ini tidak dapat dijelaskan," katanya.
Bayu mengatakan, berdasarkan keterangan penjaga yang bertugas kolam tersebut, Zainuddin Ikhsan, kejadian semacam ini bukan hanya sekali terjadi.
Ikhsan yang sudah bekerja di kolam ini selama 20 tahun belakangan, bahkan, kata Bayu, mengetahui fenomena serupa juga terjadi saat bencana tsunami di Aceh, dan gempa di Yogya beberapa tahun silam.
"Ini murni fenomena alam yang tentunya kehendak atas Allah, kita tidak tahu apa artinya dan penyebabnya, tapi nyata adanya," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur menjelaskan bahwa video ombak di kolam renang itu direkam pada 28 September 2018 pukul 17.20 WIB, saat itu BMKG tak mencatat adanya aktivitas kegempaan di sekitar lokasi.
"Pada saat kejadian dimaksud, sensor gempa Stasiun Gempa Geofisika tidak mencatat adanya sinyal gempa," kata Koordinator BMKG Jatim, Mohammad Nurhuda, melalui keterangan tertulisnya yang diterima ngopibareng.id, Selasa, 2 Oktober 2018.
BMKG mengatakan kejadian di kolam renang itu bukan berasal dari kejadian kegempaan yang tercatat di wilayah Surabaya, Sidoarjo atau sekitarnya.
Dengan adanya kejadian ini, BMKG pun mengimbau masyaraat agar tak mudah terpengaruh pemberitaan, misinformasi ataupun disinformasi yang sengaja disebarluaskan dengan tujuan meresahkan.
"Masyarakat kami imbau tidak terpengaruh kepada berita-berita yang meresahkan, dan tidak dapat dipertanggung jawabkan," kata Nurhuda. (frd)