Omah "Budaya" Wina Bojonegoro Merayu Warga
NOVELIS Surabaya Wina Bojonegoro merintis rumah budaya. Rumah yang diberi nama Omah Padma itu sedang dibangun di desa Semambung, Pasuruan. Di atas lahan 3000 meter persegi, ia bercita-cita menjadi pusat belajar dan kegiatan para peminat dan penggiat kebudayaan.
"Sekarang baru menyelesaikan rumah induk. Juga sedang dibangun guest house sederhana untuk menginap di sini. Juga sedang kami persiapkan membangun gazebo sebagai pusat kegiatan," katanya kepada Ngopibareng.id.
Rumah induk itu pun dibangun dengan nuansa kesenian. Sebagian menggunakan batu bata ekspose. Di beberapa pojok terpasang berbagai lukisan karya suaminya Yoeswadi Wibowo. Jadi seperti galeri pribadi. Juga mural karya pria yang biasa dipanggil Pakde Yoes Wibowo ini.
"Semula saya meminta ide kawan-kawan di Surabaya. Dibuat apa lahan ini? Banyak usul. Tapi hampir semuanya membutuhkan investasi besar. Karena itu saya memilih membuat sesuatu dengan konsep rumah tumbuh," tambah Wina.
Rumah induk itu pun tidak terlalu besar. Sekitar 10 x 15 meter. Ruang keluarga yang sekaligus ruang makan menghadap ke alam terbuka hijau. Sementara guest house berada disamping kiri. Guest housenya dibangun dengan material bambu dan atap lampit.
Ia sudah mempersiapkan sejumlah program di rumah budayanya. Diantaranya kursus melukis, kursus membatik dan kegiatan seni budaya lainya. "Mas Leo siap mengajar membatik," tutur Wina. Yang dimaksud Leo adalah pengusaha dan seniman batik Surabaya asal Pekalongan yang juga pemilik Gemati Batik Leo Arief Budiman.
Wina bercerita, sebagai pendatang baru di desa, ia sedang "merayu" warga agar bisa diterima secara penuh oleh mereka. Karena itu, paska lebaran ini ia akan mengajar bahasa Inggris di SDN desa tersebut tanpa dibayar. Sedangkan suaminya mengajar ektra kulikuler melukis.
Dia bercita-cita untuk bisa menyewa lahan di sebelahnya yang kosong untuk arena outbond. "Kebetulan di situ ada pohon besar yang bisa dipakai untuk flying foxx," tambah Pakde Yoes. Kalau bisa terlaksana, maka omah budaya itu bisa menjadi jujugan anak-anak kota mengenal desa, belajar seni, dan sambil outbond.
Ke depan, pasti keren deh! (azh)