Olimpiade Santri Nusantara Zona V Madura, Lestarikan Tradisi Ngaji dan Khidmah Pesantren
Peringatan Harlah 1 Abad Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri menghadirkan kemeriahan di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura dengan diselenggarakannya Opening Ceremony Olimpiade Santri Nusantara (OSN) Zona V Madura dan pengajian Kitab Minahus Saniyah, Rabu 4 Desember 2024
Dengan tema besar “Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah Al-Falah untuk Bangsa,” acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi intelektual, tetapi juga momen memperkuat tradisi keilmuan di kalangan santri.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh KH. Iffatul Lathoif, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta sambutan dari Ketua Panitia OSN, Ach. Mulqi Fawi, dan Rektor IAIN Madura, Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd. Para tokoh ini memberikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara pesantren dan kampus dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Pengajian Kitab Minahus Saniyah yang dipimpin KH. Iffatul Lathoif menjadi highlight kegiatan ini, memberikan pencerahan kepada ratusan peserta. Puncak acara adalah mauidzah hasanah dari KH. Abdurrahman Al-Kausar, yang sekaligus membuka resmi OSN Zona V Madura. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjaga tradisi ngaji dan khidmah sebagai identitas pesantren.
Peserta Membludak, Tradisi Pesantren Tetap Relevan
Hadir sekitar 370 peserta dari berbagai pondok pesantren di Madura, termasuk Pondok Pesantren Al Hamidy Banyuanyar, Pondok Pesantren Guluk-Guluk Sumenep, Pondok Pesantren Darul Ulum Omben, dan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Bangkalan. Tidak hanya para santri, mahasiswa IAIN Madura yang merupakan alumni pesantren juga turut berpartisipasi.
“Peserta yang hadir tidak hanya datang untuk berkompetisi, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi dan mendalami ilmu melalui pengajian kitab kuning,” ujar KH Ifatul Lathoif.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang refleksi untuk terus menjaga nilai-nilai luhur pesantren dalam menghadapi tantangan zaman. Selain kompetisi OSN dan kajian kitab, acara ini dimeriahkan oleh bazar santri yang menjual kitab-kitab islami, merchandise khusus Harlah 1 Abad Al-Falah, dan kerajinan khas Madura.
Para peserta juga dapat menikmati panggung kreativitas yang menampilkan seni dan budaya islami hasil karya santri. Budayawan Madura, D. Zawawi Imron, turut memeriahkan acara dengan pembacaan puisi bertema “Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah Al-Falah untuk Bangsa,” yang menambah nuansa syahdu di tengah semangat para peserta.
Inspirasi untuk Madura dan Nusantara
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi pesantren tetap relevan di era modern. Dengan suasana penuh kebersamaan, peserta diharapkan dapat membawa semangat keilmuan dan khidmah ini ke daerah masing-masing. Semangat ini juga menjadi pesan penting untuk terus menjaga warisan keilmuan pesantren sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara.
Dalam peringatan yang penuh makna ini, Pondok Pesantren Al-Falah Ploso kembali menunjukkan dedikasinya dalam membangun generasi Islami yang unggul, tidak hanya untuk Madura tetapi juga untuk bangsa. Pesan kuat dari acara ini adalah: ngaji bukan sekadar tradisi, tetapi fondasi untuk mencetak generasi yang berkhidmah bagi agama dan negara.
Advertisement