Olahraga Adele Bisa Timbulkan Cedera Otot Risiko Jangka Panjang
Penyanyi Adele terang-terangan mengaku sudah "kecanduan" berolahraga. Kepada majalah Vogue, aktivitas itu dilakukannya dua hingga tiga kali dalam sehari. Rutinitas ini membantu tubuhnya bugar dan berat badannya turun sampai 45 kilogram.
Adele mulai tertarik pada olahraga dalam dua tahun terakhir. Menurut dia, aktivitas itu membuat dia memiliki kesehatan emosional yang lebih baik. “(Gym) menjadi me time,” katanya.
Penyanyi asal Inggris itu mengaku tidak mengikuti diet tertentu meskipun ada laporan sebelumnya bahwa dia menjalani diet sirtfood. Sebagai gantinya, Adele mengikuti rutinitas latihan kardio dan latihan kekuatan yang ketat di bawah pengawasan instruktur kebugaran dan salah satu pemilik gym Heart & Hustle, New York, Gregg Miele.
“Saya menyadari bahwa ketika saya berolahraga, saya terbebas kecemasan apa pun,” kata Adele.
Pemenang Grammy Award dan ibu satu anak itu menegaskan bahwa olahraga yang dia lakukan bukan untuk menurunkan berat badan. “Saya berpikir, 'Jika saya bisa membuat tubuh saya kuat secara fisik, dan saya bisa merasakan itu dan melihatnya, mungkin suatu hari nanti saya bisa membuat emosi dan pikiran saya kuat secara fisik,'" kata Adele.
Namun, rutinitas latihan intens Adele itu berisiko tinggi dalam jangka panjang. Para ahli medis mengatakan bahwa aktivitas kebugaran ekstrem dapat memiliki efek buruk pada otot, sendi tubuh, dan sistem imun. "Berolahraga dua sampai tiga kali sehari terlalu banyak," kata Kepala petugas medis WebMD, John Whyte, seperti dilansir dari New York Post.
Olahraga berlebihan sering kali mengakibatkan lebih banyak cedera. Menurutnya, otot perlu memulihkan diri ketika seseorang selesai berolahraga. “Saat kita berolahraga, kita memberi tekanan pada otot, tulang, dan organ kita. Dan jika kita tidak memberi kesempatan pada bagian tubuh itu untuk sembuh setelah digunakan, fungsinya bisa memburuk," kata dia.
Selain itu, rutinitas olahraga yang berlebihan juga bisa menyebabkan sistem imunitas menurun.
“Ketika melakukannya secara berlebihan di gym, itu membuat tubuh dan otot stres. Tubuh kemudian memproduksi kortisol sebagai respons terhadap stres kronis itu. Dan peningkatan kadar kortisol dapat menekan kemampuan sistem kekebalan untuk menangkal penyakit,” jelas Whyte.