Okupansi Terus Menurun, Sebagian Hotel di Jatim Pilih Tutup
Dampak dari penyebaran Covid-19 di Indonesia, salah satunya ialah okupansi hotel yang semakin turun. Karena hal tersebut saat ini sebagian besar hotel di Jawa Timur memilih untuk tutup sementara.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono, penutupan hotel rata-rata atas inisiatif pihak hotel sendiri karena okupansi terus menurun.
"Karena menghargai physical distancing (jaga jarak fisik) banyak yang memilih di rumah saja. Hal tersebut menyebabkan okupansi hotel terus menurun hingga hanya mencapai 5 persen," bebernya.
Dengan angka okupansi seperti itu, lanjut Dwi Cahyono, pihak hotel terbebani dengan biaya perawatan hotel dan gaji karyawannya. Oleh karena itu, tak ada pilihan kecuali menutup pelayanan hotel untuk sementara waktu.
Dwi Cahyono membeberkan data hotel yang sementara tutup di Kota Surabaya ada sebanyak 27 hotel. "Sementara itu, di Kota Batu hampir semua hotel sudah ditutup per 1 April," imbuhnya.
Dwi Cahyono menjelaskan, penutupan sementara ini akan dilakukan hingga akhir April mendatang. Setelah itu pihak hotel akan melihat dulu perkembangannya. Bila memungkinkan, pada akhir April mendatang hotel akan beroperasi kembali dengan biaya minimum.
"Karena kami juga harus mempertimbangkan posisi karyawan dan segala macam. Apalagi sebentar lagi menjelang puasa, hari raya dan THR. Kalau sudah mereda (virus corona) mungkin akan dibuka dengam minimal cost terlebih dahulu," terangnya.
Dwi Cahyono juga berharap, kondisi seperti ini tidak sampai ada PHK. "Hingga saat ini belum ada PHK yang dilakukan pihak hotel," ujar dia.
Untuk mengatasi masalah tenaga kerja, pihak hotel lebih memilih merumahkan karyawannya atas kesepakatan bersama antara pihak hotel dan karyawan.
"Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan. Kami juga menyarankan untuk pegawai mengambil cuti yang belum diambil. Jadi yang belum cuti diminta ambil cuti, karyawan betul-betul dikurangi hampir separuh," tutupnya.
Advertisement