Ogah Dituduh Risma, Pemprov Jatim Jelaskan Kronologis Mobil PCR
Pemerintah Provinsi Jawa Timur membantah tuduhan telah menyerobot hasil permintaan dari Pemerintah Kota Surabaya terkait bantuan mobil labolatorium khusus polymerase chain reaction (PCR) dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono mengaku, tidak pernah menyerobot. Justru sejak lama ia telah mengirimkan surat kepada Gugus Tugas Pusat untuk mendapat bantuan alat PCR guna mempercepat pemeriksaan swab. Sebab, jumlah alat yang ada terbatas dan harus digunakan untuk memeriksa ribuan sampel yang masuk dari berbagai daerah.
Ia menyampaikan, sejak tanggal 11 Mei 2020 lalu telah mengirimkan surat permohonan tersebut kepada Gugus Tugas Pusat. Permohonan itu berkaitan dengan bantuan mesin RT-PCR sebanyak 15 unit dan permintaan cartridge sebanyak 3.500 buah bagi rumah sakit yang memiliki kemampuan melakukan tes cepat molekuler (TCM) GeneXpert.
“Di samping surat permohonan itu, malam hari Ibu Gubernur langsung telepon Bapak Doni monardo, dan juga Bapak Pangdam, juga komunikasi kepada Kepala BNPB untuk segera ada bantuan mobil lab PCR ini. Di samping itu, saya sendiri WA (Whatsapp) ke Bapak Doni Monardo,” kata Suban.
Dari situ, ia kemudian diarahkan untuk segera melakukan komunikasi dengan Dodi Riswandi, yaitu Deputi 1 Kedaruratan. Dalam komunikasi tersebut, keduanya berkoordinasi terkait teknis pengiriman mobil PCR.
“Kemudian tanggal 27 malamnya kami sudah dikirim satu unit, yang isinya dua mesin PCR. Pak Dodi juga menyampaikan nomor telepon ke kami untuk menelepon driver atau crew untuk mengarahkan nanti di mana harus diterima, dan kita sepakat dengan Pak Dodi bahwa kedatangan mobil unit PCR ini kita terima di Rumah Sakit lapangan di Jalan Indrapura Surabaya,” akunya.
Setelah terjadi kesepakatan, mobil segera difungsikan di RS Universitas Airlangga serta Asrama Haji Sukolilo. Total ada 300 sampel yang dikerjakan dengan rincian 200 sampel di RS Unair dan 100 di Asrama Haji.
Kemudian, pada 28 Mei, mobil PCR diarahkan ke Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan untuk mempercepat pemeriksaan sampel yang belum dapat diperiksa. Tak hanya itu, salah satu mobil digeser ke Tulungagung juga untuk mempercepat pemeriksaan.
"Kenapa harus Tulungagung? Karena butuh bantuan cepat, karena terkendala kapasitas swab. PDP Tulungagung ini tertinggi kedua di Jatim. Berdasarkan jumlah PDP 558 terdapat 172 meninggal dengan status PDP sebelum sempat diswab, itu kronologisnya,” jelasnya.
Selain itu, Suban mengatakan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga mengirim surat kepada Pemprov Jatim, memohon bantuan swab dengan mobil PCR ini pada tanggal 22 Mei. “Mobil ini datangnya 27 Mei. Jadi surat Walikota pun belum kami jawab karena mobil langsung beroperasi,” pungkasnya.