Odong-Odong Turbo, Regenerasi Cyclist Free Bike yang Sukses
Odong-odong turbo (OOT). Ya itu nama lengkap komunitas ini. Lucu, bukan? Semua bermula dari Martha Oyee yang mengajak empat anaknya plus dua keponakan untuk gowes bareng.
“Saya dan suami, Rudy Oyee memang sudah lama gowes. Akhirnya sejak Mei 2020 saya ajak anak dan keponakan gowes sekalian. Jadi ketika keluar rumah kami bertujuh. Saya, Oyee, empat anak, dan dua keponakan. Kami berjajar panjang persis odong-odong. Hahaha…” cerita Martha.
Tidak jauh dari rumah di kawasan Surabaya Barat, Rudy dan Martha mengajak keluarganya gowes nge-loop di perumahan Royal Residence. Kadang juga nge-loop di Unversitas Ciputra kawasan Citraland.
Tak lama kemudian, banyak anak-anak lain dari anggota Free Bike Indonesia (FBI) yang ikutan gowes. Karena mereka merasa seusia dan sama-sama sebagai pemula di dunia gowes.
Akhirnya, kian hari kian banyak anggota OOT ini. Terkumpulah 15 anak-anak berusia 13-24 tahun untuk gowes bareng. Martha selalu berada di paling depan dan memastikan seluruh anggota OOT mengikutinya dengan baik.
Setelah dirasa cukup mampu, Rudy dan Martha mulai mengajak anggota OOT gowes bareng keluar kota Surabaya. Dibantu dengan Berry Cornelis, salah satu founder Free Bike Indonesia untuk mengawal seluruh anggota OOT.
“Berry sangat telaten dan mengayomi. Sehingga seluruh anggota OOT merasa nyaman bila gowes bareng keluar kota kalo ada beliau,” bilang Martha yang kerap dipanggil Mommy Martha.
Lambat laun, anggota OOT ini tidak lagi pelan. Mereka bukan lagi anak-anak yang mengikuti orang tuanya gowes bareng. Mereka sudah menjelma menjadi cyclist yang kuat. Kuat nanjaknya, cukup cepat di flat dan memiliki endurance yang tinggi. “Biasanya om Sunhin Tjendra, om Ayox dan Rudy Oyee yang memberi motivasi dan mengajari anggota OOT agar gowes lebih kompetitif,” bilang Martha.
Alhasil, dari situlah nama Odong-Odong ditambahkan dengan Turbo. Karena Odong-Odong yang biasanya lambat tapi berjajar panjang itu sudah kian cepat dan ngebut.
Martha sudah tidak lagi berada di paling depan mengawal tim OOT. Sekarang perempuan cantik ini mengawal OOT dari belakang. Memastikan semuanya aman dari belakang dan menyaksikan semuanya finis dengan baik.
Sama seperti komunitas lain. Banyak cerita unik dari anggota OOT ini. “Eleanor adalah anggota yang paling kuat tapi paling sering nabrak orang. Hahaha… Sedangkan Russell adalah anggota yang paling banyak komplain dan alasan ketika gowes. Yang paling semangat? Janet! Iya, dia tidak pernah mengeluh. Semua rute dicobanya dan harus lulus meskipun perlahan,” kisahnya.
Shawn, anggota OOT paling kecil ini sering jatuh, tetapi tidak pernah menyerah. “Jatuh, berdiri, gowes lagi. Begitu terus, kasihan juga tetapi menggemaskan,” cerita mommy Martha lantas tertawa.
Mereka pernah gowes bareng ke Pandaan awal-awal terbentuknya OOT. “Ketika pulang sampai ke rumah masing-masing. Siangnya mereka semua panas badannya. Kecapekan hahaha…” cerita Martha lantas tertawa.
Memang Martha sangat mengayomi mereka. Perempuan berusia 39 tahun ini kerap memberi hadiah kepada OOT apabila berhasil menyelesaikan satu tantangan.
“Misalnya ada tantangan harus finis nanjak ke Jatijejer, Trawas, Pasuruan. Dan apabila mereka semua bisa finis di weeekend, maka hari Selasa minggu depan-nya kita adakan makan bersama. Untuk merayakan keberhasilan tentu bersama ibu dari anak-anak anggota OOT itu,” bilangnya.
Tidak harus di restoran, tetapi bisa di rumah salah satu anggota. Atau mengadakan piknik. Alhasil, mereka kian termotivasi dan senang. Karena hobi baru ini membuat mereka punya banyak teman dan keluarga baru.
Mereka bersemangat kala orangtua mereka mengajak gowes lebih jauh lagi. Odong-Odong Turbo pernah gowes Surabaya ke Malang 90 km! “Waktu itu dalam rangka ulang tahun salah satu istri founder kami, Edwin Djunaidi yaitu Madam Ossy. Semua anggota OOT lulus dengan sukses dan gembira,” bangga Martha.
Penjelajahan dengan sepeda makin jauh. Dalam perayaan Natal dan tahun baru 2020 lalu, seluruh anggota FBI bersama OOT gowes bareng ke Taman Dayu Pandaan dan finis menanjak di D’Gunungan.
Tak hanya itu, beberapa anggota OOT juga gowes bareng di Bali bersama orang tua mereka. “Rute Ubud, Kintamani, Melasti Uluwatu sudah pernah ditaklukkan Odong-Odong Turbo, loh!” bangga Martha.
Sedikit kilas balik, founder Free Bike Indonesia, salah satu komunitas sepeda terbesar di Surabaya ini mengawali dengan gowes mountain bike. Lantas beralih ke road bike.
Sedari awal, komunitas ini tidak terbuka untuk umum. Sehingga mereka bisa merasakan aura kekeluargaan yang sangat kental. Berawal dari para pria gowes bareng, lantas bertambah para istri juga ikut. Sehingga terbentuk FBI Wifes.
Nah, terakhir terbentuklah Odong-Odong Turbo dengan anggota anak-anak dari anggota FBI. Herry Sutanto, salah satu anggota senior FBI sangat gembira, karena dengan adanya OOT ini, Herry bisa menyalurkan hobi fotografinya dengan memotret semua aktifitas OOT.
“Kita gembira bisa membawa seluruh anggota keluarga menjadi lebih sehat dengan bersepeda. Selain itu, bisa membawa keluarga kita menyatu dengan keluarga-keluarga lain yang membawa aura positif dan kebersamaan. Apalagi sekarang anak-anak kita juga sudah bergaul satu sama lain. Intinya, ini adalah kekeluargaan sehat bukan lagi sekedar pertemanan sehat,” tutup Berry Cornelis.
Anggota Odong-Odong Turbo:
Shawn William (13 tahun)
Chelsea Aurelia Nio (15 tahun)
Cathleen Nicole Witomo (15 tahun)
Eleanor Cicely Nio (17 tahun)
Gabriela Araceli Nio (18 tahun)
Russel Gavriel nio (13 tahun)
Farrell Sutanto (17 tahun)
Janet Cornelis (21 tahun)
Jason Cornelis (23 tahun)
Andre (24 tahun)
Steven Tandrianto (20 tahun)
Melvern Widjaja (12 tahun)
Emmanuel Abraham Theofilus Putra Kasih Djunaedhy (20 tahun)
Celine Clemency (21 tahun)
Gavin Aaron Tjendra (20 tahun)
Valerie Aaron Tjendra (18 tahun)