Obsesi Masyarakat Inspiratif, Ini Resep Gus Yahya Staquf
KH. Yahya Cholil Staquf mengungkapkan, pengajian merupakan tradisi di Islam Nusantara. Dalam kenyataannya, setiap bulan Muharam sampai Dzulhijah, pengajian menjadi sebuah tradisi di masyarakat.
"Pengajian semacam ini sebagai media konsolidasi sosial. Yang fungsinya adalah memperkuat tradisi di masyarakat, kerukunan di masyarakat. Supaya masyarakat ini mendapatkan inspirasi, arah bagaimana Islam yang benar.
"Dengan begitu, masyarakat juga bisa memperjuangkan agama Islam bersama-sama," ungkapnya pada ngopibareng.id, Senin 24 September.
Gus Yahya, panggilan akrabnya, hadir dalam acara pengajian umum yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Gubeng, Minggu malam.
"Pengajian semacam ini sebagai media konsolidasi sosial. Yang fungsinya adalah memperkuat tradisi di masyarakat, kerukunan di masyarakat. Supaya masyarakat ini mendapatkan inspirasi, arah bagaimana Islam yang benar."
Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengingatkan, di tahun kontestasi politik pemilihan presiden (pilpres) 5 tahun ke depan.
Gus Yahya yang juga sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) mengungkapkan, dirinya pribadi akan selalu mendukung kiai, yang sudah menjadi guru di NU.
"Apapun yang terjadi di pilpres nanti belum tentu kiamat. Jadi tidak usah ngotot-ngotot, kalau mau pilih ya pilih saja. Jangan saling mencaci memfitnah dan. NU ini kan bukan organisasi politik.
"Jadi, tidak akan ada Surat Keputusan (SK) dari PBNU, atau surat jalan PBNU ke cabang-cabang untuk mendukung salah satu calon di pilpres nanti.
"Karena NU bukan organisasi politik. Dan jika saya pribadi ditanya dukung siapa. Sudah pasti akan dukung kiai, guru saya," tegasnya. (adi)