Obituari Henk Wullems
Henk Wullems, mantan pelatih timnas Indonesia, meninggal dunia di usia ke-84 tahun, pada Selasa 18 Agustus, setelah mengidap penyakit infark otak, akibat penyumbatan aliran pembuluh nadi.
Dikutip dari De Telegraaf, jenazah Henk Wullems akan dikremasikan di Tilburg, Belanda, pada Sabtu 22 Agustus mendatang. Klub yang membesarkan sang pelatih, NAC Breda, pun mengunggah kabar tersebut melalui akun media sosial pribadinya.
"Kami mendengar kabar duka mengenai Henk Wullems. Eks pelatih NAC Breda yang berhasil mempersembahkan gelar Piala pada 1973, meninggal dunia pada usia 84 tahun. Klub mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan," tulis cuitan akun resmi NAC Breda.
Henk Wullems memiliki ikatan sejarah dengan NAC Breda. Dia sukses membawa klub asal Breda itu meraih trofi Piala KNVB pada 1973 dan menjadi satu-satunya piala bergengsi yang bisa diraih NAC Breda selepas Perang Dunia II.
Setelah angkat kaki dari NAC Breda pada 1975, Henk Wullems melanjutkan karirnya di SBV Vitesse, Go Ahead Eagles, SBV Excelsior, dan AZ Alkmaar.
Karir di Timnas dan Klub Indonesia
Pada 1995, pria kelahiran 21 Januari 1936 itu menerima tawaran menjadi pelatih klub Indonesia, Mastrans Bandung Raya. Pada musim pertamanya melatih Bandung Raya, Henk Wullems sukses mempersembahkan gelar Liga Indonesia 1995/1996. Satu tahun berselang, dia ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Henk Wullems menangani Timnas Indonesia pada periode 1996 hingga 1998. Di bawah asuhannya, skuat Garuda meraih medali perak di SEA Games 1997. Di tahun 1999, Henk Wullems direkrut menjadi pelatih PSM Makassar dan dia sukses membawa Juku Eja menjadi kampiun Liga Indonesia 1999/2000.
Selanjutnya, Henk Wullems tercatat sebagai pelatih Persikota Tangerang pada 2001-2002. Skuat Pendekar Cisadane yang diperkuat Giman Nurjaman dan Ilham Jaya Kesua, mampu berada di peringkat atas pada akhir kompetisi. Mereka berada di posisi ketiga dan hanya kalah dari Persik (67 poin) dan PSM di peringkat kedua dengan torehan nilai yang sama, 62 poin. Hanya saja, hal itu tak membuat manajemen mempertahankan Hank Wullems.
Dia akhirnya pindah ke Arema pada kompetisi 2003. Namun, karirnya benar-benar merosot drastis saat menangani Arema. Menjadi suksesor Gusnul Yakin di tengah kompetisi. Henk Wullems harus menerima kenyataan pahit, tim yang dibesutnya turun kasta ke kompetisi level kedua.
Setelah itu, nama Henk Wullems terus tenggelam. Sempat menangani PSM pada 2006 dan Persegi Bali FC dua tahun setelahnya. Dia gagal mengulangi kesuksesan bersama Mastrans Bandung Raya (kompetisi 1995/1996) dan PSM (1999/2000) di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Meski demikian, Henk Wullems berhasil mencatatkan sejarah pribadi menjadi pelatih asing pertama yang berhasil membawa dua tim menjadi juara. Prestasi itu memang sulit disamai lagi oleh pelatih asing di Indonesia. Tercatat, hanya Stefano "Teco" Cugurra saja yang bisa menyamai rekor Henk Wullems di kompetisi Indonesia era modern sekarang ini.
Selamat jalan Henk Wullems!
Karir Kepelatihan Henk Wullems:
1966-1967: Unitas
1967-1968: DMV Amsterdam
1968-1971: Blauw-Wit Amsterdam
1971-1972: Willem II
1972-1975: NAC Breda
1976-1983: SBV Vitesse
1983-1986: Go Ahead Eagles
1986-1988: SBV Excelsior
1990-1993: AZ Alkmaar
1995-1996: Mastrans Bandung Raya
1996-1998: Timnas Indonesia
1999-2000: PSM Makassar
2001-2002: Persikota Tangerang
2002: Arema Malang (pelatih sementara)
2005: PSM Makassar (pelatih sementara).
Advertisement