Covid, Unair Sebut 1 Obat Kombinasi Mereka Direkom Kemenkes
Dari lima kombinasi yang diteliti Universitas Airlangga (Unair), tiga di antaranya telah melewati tahap uji klinis, yakni, lopinavir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, dan terakhir hidroksiklorokuin dan azithromycin.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, terdapat satu obat kombinasi milik Unair, yang diusulkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk pengobatan Covid-19. Meski ia tak menyebutkan gamblang, obat mana yang sedang diusulkan oleh kementerian kesehatan.
"Selain itu dokter perhimpunan paru Indonesia juga merekomendasikan kombinasi obat tersebut untuk penanganan Covid-19. Bagi Unair ini sudah cukup," kata Nasih saat ditemui di ruang rektorat lantai 4 kampus C Unair, Kamis, 15 Oktober 2020.
Nasih mengungkapkan, sejak Agustus pihaknya sudah mengajukan izin ke BPOM untuk obat kombinasi. Unair juga telah menerima catatan dari BPOM mengenai hal tersebut, saat ini pihaknya dalam proses menunggu. Menurutnya, masa keluaranya izin dari BPOM bisa panjang lantaran fokus pemerintah kini sedang mengupayakan vaksin Covid-19.
"Yang kami dengar sepertinya BPOM dan pemerintah saat ini fokusnya lebih banyak ke vaksin. Artinya, kalau obat kombinasi yang akan kita proses untuk di klinis ini relevansinya menjadi berkurang. Nampaknya pemerintah saat ini konsentrasinya ke satu hal saja," paparnya.
Saat ditanya mengenai langkah yang akan ditempuh Unair? Nasih mengungkapkan, sepenuhnya menjadi kewenangan dan hak pihak Badan Intelejen Negara (BIN) untuk proses selanjutnya. "Kami sudah berikan laporan pada BIN, untuk selanjutnya kami bagaimana, menunggu arahan BIN," tutupnya.
Catatan redaksi: berita ini mengalami koreksi pada 15 Oktober 2020, pukul 19:42 WIB.