Obat Ketamin Ilegal di Indonesia Mengobati Bipolar Marshanda
Artis sekaligus penyanyi Marshanda mengidap bipolar sejak remaja. Mumpung lagi liburan di Amerika, Caca, sapaan akrabnya, menyempatkan untuk berobat. Caca memilih melakukan terapi ketamin atau Ketamine IV Therapy, semacam pengobatan dengan obat bius yang di Indonesia masih ilegal.
Ketamin diketahui merupakan salah satu jenis obat bius yang bisa menghilangkan kesadaran. Namun, Marshanda memastikan pengobatannya diawasi profesional. Marshanda mengaku cairan Ketamin itu disuntikkan ke tubuhnya melalui infus. Dicampur dengan cairan Salin, obat itu dimaksudkan untuk meredakan kecemasan.
Mantan istri aktor Ben Kasyafani ini menyebut terapi ketamin dimaksudkan untuk mengendalikan depresi. Hal itu juga bertujuan agar Marshanda lebih mengenal dirinya lagi.
Selain itu, terapi ketamin ini dilakukan Marshanda agar dia bisa lepas dari obat-obatan antidepresan dan obat tidur yang selama ini dikonsumsinya.
Pengertian Ketamin
Ketamin adalah salah satu jenis anastesi (obat bius total) yang paling banyak digunakan untuk prosedur bedah, dengan cara menyuntikkan obat tersebut ke otot atau diberikan melalui jalur infus (intravena).
Ketamin bekerja untuk mengganggu sinyal di otak yang mengatur respon tubuh terhadap rasa sakit dan kesadaran. Maka dengan minum obat ini, maka tidak akan merasakan hal apa pun, termasuk rasa sakit, selama prosedur operasi maupun pembedahan karena sedang benar-benar tidak sadar.
Namun, obat ketamin masuk dalam obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Bila digunakan secara asal, obat ini berpotensi menyebabkan efek samping berbahaya yang bisa berakibat serius. Dalam kasus yang parah, obat ini juga bisa menyebabkan kecanduan psikologis.
Manfaat Ketamin
Ketamin bermanfaat sebagai induksi anestesi, hal ini dilakukan untuk membuat seseorang atau pasien tidur ketika akan menjalani operasi dan untuk mencegah rasa sakit atau ketidaknyamanan selama tes atau prosedur medis tertentu. Penggunaan obat tersebut harus dalam pengawasan dokter atau professional kesehatan.
Ketamine memiliki potensi efek samping yang dapat ditimbulkan, seperti halusinasi, kebingungan, perilaku irrasional, tonus otot yang meningkat terkadang menyerupai kerjang, kenaikan tekanan darah sementara dan takikardia (detak jantung di atas normal), bradikardia (detak jantung di bawah normal), mual, muntah, lakrimasi, hipersalivasi, ruam sementara, dan nyeri pada tempat injeksi. Apabila efek ini terjadi, maka segera temui dokter atau petugas medis.
Dosis dan Aturan Pakai Ketamin
- Intramuskular
a. Dosis untuk dewasa yaitu 6,5-13 mg/kg.
b. Apabila digunakan dosis 10 mg/kg dapat menghasilkan anestesi bedah dalam 3-4 menit setelah injeksi berlangsung selama 12-25 menit. Kenaikan setengah hingga dosis induksi penuh dapat diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.
c. Apabila digunakan untuk prosedur lain yang tidak melibatkan rasa sakit yang hebat, dosis yang digunakan adalah 4 mg/kg sebagai dosis awal.
- Intavena
a. Dosis untuk dewasa yaitu 4,5 mg/kg melalui injeksi intravena lambat lebih dari 60 detik.
b. Apabila digunakan dosis 2 mg/kg menghasilkan anestesi bedah dalam 30 detik setelah injeksi berlangsung selama 5-10 menit. Pertambahan setengah hingga dosis induksi penuh dapat diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.
- Rekonstitusi
50 mg/mL dan 100 mg/mL vial dapat diencerkan lebih lanjut dalam 5% dekrosa atau 0,9% NaCl untuk menyiapkan infus pemeliharaan yang mengandung 1 mg/mL.
Interaksi Ketamin terhadap Obat Lain
Penggunaan ketamin juga harus diperhatikan, karena bila digunakan bersamaan dengan obat lain, maka akan menimbulkan efek seeprti berikut:
1. Memperlambat masa pemulihan jika digunakan dengan obat golongan barbiturat, seperti phenobarbital.
2. Meningkatkan risiko terjadinya bradikardia dan hipotensi jika digunakan dengan gas bius, seperti halothane.
3. Meningkatkan risiko terjadinya gangguan sistem saraf pusat dan pernapasan jika digunakan dengan obat penenang, seperti diazepam atau clonazepam.
4. Memicu risiko terjadinya hipertensi jika digunakan dengan obat tiroid, seperti levothyroxine.
5. Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan obat antihipertensi.
6. Menimbulkan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan teofilin.
7. Menurunkan efek penenang dari thiopental.
8. Meningkatkan efek penghambat neuromuskular atau pelumpuh otot dari atracurium dan tubocurarine.
Efek Samping Penggunaan Ketamin
Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan ketamine adalah mual, muntah, pusing, penglihatan ganda (diplopia), terasa seperti sedang bermimpi, nafsu makan berkurang, insomnia, sering buang air kecil, nyeri saat berkemih atau urine berdarah.
Selain itu, efek sampingnya halusinasi, bengkak pada area sekitar mata, wajah, bibir, atau lidah, pingsan, lemas atau rasa lelah yang tidak biasa, hipertensi, detak jantung tidak teratur atau denyut jantung cepat hingga kejang.
Faktor Risiko Kondisi Kesehatan Lain Terhadap Penggunaan Ketamin
Kondisi kesehatan lain yang dimiliki seseorang bisa memengaruhi penggunaan obat Ketamin, seperti:
1. Alkoholik kronik
2. Keracunan alkohol akut
3. Penyakit yang menyerang otak. Entah karena cedera atau ada tumor di otak.
4. Riwayat penyalahgunaan atau ketergantungan obat
5. Penyakit arteri koroner (gagal jantung kongestif, iskemia miokard, dan infark miokard)
6. Sirosis atau gangguan fungsi hati lainnya
7. Penyumbatan jalur napas
8. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
9. Dehidrasi kronis
10. Infeksi paru atau pernapasan atas
11. Tekanan bola mata tinggi (glaukoma)
12. Hidrosefalus
13. Hipovolemia
14. Takiartimia
15. Kelainan darah seperti porfiria intermiten akut
16. Penyakit kejiwaan seperti skizofrenia atau psikosis akut
17. Hipertiroidism
Efek Ketamin Terhadap Masalah Mental
Dilansir dari Sciencealert, tim dari Columbia University Medical Center di New York menyatakan bahwa ketamin sebagai solusi sempurna dan universal untuk mengobati kecenderungan untuk bunuh diri, tapi hal ini dapat menawarkan alternatif yang menjanjikan bagi orang-orang yang tidak melihat adanya perbaikan dari pengobatan yang ada.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa obat anestesi bisa menjadi antidepresan yang efektif. Namun, penelitian tersebut berfokus pada pemikiran untuk bunuh diri secaa khusus dan efek positifnya dicatat dalam 24 jam pertama.