Obat Gangguan Ginjal Akan Diberikan Secara Gratis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan mempercepat kedatangan Fomepizole sebagai pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.
Diketahui, sebanyak 10 dari 11 pasien AKI yang mengonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM.
"Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia, sehingga anak-anak bisa terselamatkan," ujar Menkes dalam siaran pers dan dikutip dari Youtube Setpres, Selasa, 25 Oktober 2022.
“Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis,” tutur Menkes.
Dikatakan Menkes, pasien AKI itu semula tidak dapat berkemih (buang air kecil/BAK), bahkan dengan cuci darah tidak memberikan perbaikan, atau malah memburuk.
Namun setelah diberi obat tersebut, pasien mulai bisa melakukannya sedikit demi sedikit. Tak hanya itu, pasien yang sebelumnya tidak bisa berkemih mulai berkemih, dan anak yang tidak sadar mulai sadar kembali.
Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. Kemudian, RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi.
"Ini kesiapan yang kita lakukan untuk menyediakan penawarnya. Kita akan distribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI,” kata Menkes.
Sirup Obat Diperbolehkan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperbaharui surat edaran terkait penggunaan sirup obat. Sesuai hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, total 168 obat sirup kini sudah boleh digunakan lagi dengan sejumlah catatan.
Kebijakan terbaru ini dituangkan dalam surat edaran Kemenkes Nomor HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/ Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) tertanggal 24 Oktober 2022.
Daftar obat sirup yang sudah boleh digunakan kembali antara lain mencakup 133 obat sirup yang tidak menggunakan pelarut propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol dan/atau gliserin/gliserol berdasarkan registrasi BPOM. Keempat jenis pelarut ini diketahui sebagai sumber cemaran toksik etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Kebijakan serupa juga berlaku untuk 23 obat yang tidak menggunakan keempat pelarut, berdasarkan temuan 102 obat di rumah pasien gagal ginjal yang diumumkan sebelumnya oleh Kemenkes RI.
Advertisement