Nyepi, Bromo Ditutup, Wisatawan Balik Kanan
Diduga tidak semua calon wisatawan mengetahui kalau destinasi wisata Gunung Bromo ditutup saat Hari Raya Nyepi selama 24 jam sejak Kamis hingga Jumat, 7-8 Maret 2019. Akibatnya, sejumlah wisatawan yang sudah telanjur 'naik' (menuju Gunung Bromo) akhirnya 'balik kanan'.
Akses menuju Bromo ditutup sejak di jalan masuk ke Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Soalnya, warga Tengger di lima desa (Wonokerto, Ngadas, Wonotoro, Ngadisari dan Jetak) yang beragama Hindu sedang menjalani ritual Nyepi.
Penutupan jalan di depan Balai Desa Wonokerto dilakukan sejak Kamis pagi sekitar pukul 05.00. Sekitar 100 jagabaya (aparat keamanan desa) dibantu personel polisi, TNI, dan sejumlah warga yang beragama Islam ikut berjaga-jaga mengamankan Hari Raya Nyepi 1941 Saka.
Meski akses ke Bromo ditutup ternyata masih ada calon wisatawan yang hendak berkunjung ke Bromo. "Kalau di Bali saat Nyepi ditutup total sudah tahu. Kalau di Bromo, ya baru tahu sekarang ini. Terpaksa kami kembali pulang," ujar Herman Nafian, 30 tahun, wisatawan asal Situbondo.
Herman yang mengajak serta tiga temannya bermaksud mengisi liburan di Gunung Bromo. "Kami hendak ke Seruni Point di kawasan Gunung Bromo. Daripada tidak berwisata, kami mau cari tempat wisata lain di Probolinggo," ujarnya.
Selain tertutup bagi wisatawan yang hendak 'naik' ke Bromo, saat Nyepi, para wisatawan yang sedang menginap di hotel dan homestay di kawasan lereng atas Gunung Bromo diminta tidak keluar hotel.
"Pihak pengelola hotel sudah diimbau, agar wisatawan yang menginap tidak keluar hotel. Ini semua demi menghormati umat Hindu yang sedang menjalani ritual Nyepi," ujar Camat Sukapura, Yulius Christian.
Dikatakan masih ada sejumlah tujuan wisata alternatif di kawasan bawah lereng Bromo. "Wisatawan bisa berkunjunh ke Air Terjun Madakaripura, Spor Selfei di Desa Sariwani, Bukit Trianggulasi Bromo," ujar mantan Kabag Humas itu.
Sejumlah pantai di kawasan Pantura Kabupaten Probolinggo juga terbuka lebar selama liburan Nyepi. Mulai Pantai Bahak, Pantai Bentar, Pantai Bohay, hingga Pantai Duta. Wisatawan juga bisa melakukan snorkeling di peraiaran Pulau Giliketapang.
Catur Brata Nyepi
Ketua Paruman Walaka Hindu Dharma, Suku Tengger, Sutomo mengatakan, saat Nyepi, umat Hindu sedang melakukan Catur Brata Nyepi.
"Mulai Amati Geni tidak boleh ada api, Amati Lelungan tidak boleh bepergian, dan Amati Lelalungan tidak boleh bersuara, serta puasa 24 jam," ujarnya.
Sutomo mengaku, berterima kasih kepada warga agama lain yang bertoleransi saat umat Hindu sedang menjalani Tapa Brata. "Sehingga kami bisa menjalani Nyepi dengan tenang," ujarnya.
Rangkaian Hari Raya Nyepi sudah dilakukan umat Hindu di lereng Bromo sejak Rabu malam, 6 Maret 2019 lalu. Mereka merayakan Tawur Agung Kesanga dengan mengarak ogoh-ogoh.
Warga Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura mengarak tiga ogoh-ogoh keliling kampung. Setelah diarak, ogoh-ogoh sebagai simbol butha kala itu kemudian dibakar. (isa)