Nyatakan 2 Periode Cukup Pimpin NU, Said Didorong-dorong Lagi
Muktamar NU digelar di Lampung, 23-25 Desember 2021. Dalam perhelatan terbesar bagi NU, harus menghasilkan keputusan yang bisa mengembalikan NU ke garis perjuangan atau Khittah. NU yang benar benar membela kepentingan umat, tidak terjebak keterpihakan untuk kepentingan sesaat para penguasa dan politik praktis.
KH Hasib Wahab, salah seorang putra pendiri NU KH Wahab Hasbullah (almagfurlah) kepada Ngopibareng.id, Minggu 10 Oktober 2021.
Gus Hasib, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini, melihat pemimpin NU sekarang ini sudah terlalu jauh dengan umat akar rumput, yang menjadi basis NU.
Akibatnya, peran PBNU sebagai Islamic-based civil society menjadi kurang optimal. Misalnya, terkait wacana kebijakan publik amandemen UU KPK hingga penyelamatan 57 pegawai senior KPK, sikap dan keberpihakan PBNU kurang jelas.
"Masyarakat melihat dengan terang benderang sepak terjang pemimpin NU sekarang. Cenderung bergeser dari Khittah NU yang digariskan para ulama dan pendiri NU," kata Gus Hasib.
Tetapi, Gus Hasib mendadak diam ketika disinggung suksesi dalam PBNU. Ia mengatakan tidak ingin masuk ke wilayah yang menjadi kewenangan para peserta muktamar (muktamirin).
Maju Lagi
"Dulu saya dengar Ketum PBNU Pak Said Aqil Siroj tidak ingin mencalonkan lagi. Cukup dua periode. Sekarang didorong-dorong untuk maju lagi," kata Gus Hasib.
Menurut Gus Hasib, kalau KH Said Aqil pingin menjadi Ketua Umum PBNU lagi, ia harus mengeluarkan energi yang besar. Sebab dia akan menghadapi kandidat dari tokoh muda NU yang cukup potensial untuk memimpin NU ke depan.
Gus Hasib antara lain menyebut nama:
KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur), Yahya Staquf Katib Aam PBNU, KH Hasan Mutawakkil Alallah (Ketua MUI Jatim), KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha, Gus Ipul (Walikota Pasuruan) juga masuk bursa calon Ketua Umum PBNU.
"Tidak tertutup kemungkinan akan muncul calon-calon baru. Yang penting proses pemilihannya yang benar, mengingat NU organisasinya ulama. Di muktamar jangan sampai gelut dan terjadi lempar lemparan kursi," kata Gus Hasib sambil tertawa.
Kandidat Terkuat ?
Ketika ditanya siapa diantara kandidat PBNU yang terkuat dan berpeluang untuk menang. Lagi-lagi Gus Hasib menampik istilah kuat tersebut. "Harus dijelaskan dulu kuat apanya supaya umat tidak bingung. Kuat karaternya sebagai seorang pemimpin, kuat tim suksesnya atau....kuat fulusnya," ujar Gus Habis sambil ngakak..."Maaf guyon Cak," ujar adik Bupati Jombang, Mundjidah Wahab.
Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) sebelumnya mengeluarkan pernyataan menolak jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama tiga periode. Penolakan tersebut disampaikan Ketua IGGI, sekaligus Wakil Ketua PWNU Jawa Timur (Jatim), KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). Ia mengatakan kaderisasi kepemimpinan PBNU harus berjalan.
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyowo Wibowo secara terpisah menilai, hal penting dalam Muktamar ke-34 NU adalah perlunya regenerasi kepemimpinan.
Karyono yakin NU membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan yang memadai untuk memimpin organisasi Islam terbesar di dunia ini.