Nyanyian Rasis dan Intimidasi Masih Terasa di Kandang Arema FC
Saat menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu 6 Oktober 2018, suporter Arema Mania masih suka usil untuk membuat keder pemain lawan. Hal itu pun mereka lakukan dengan menyanyikan lagu rasis dan intimadasi dengan cara turun ke lapangan.
Berdasarkan pantauan ngopibareng.id di Stadion Kanjuruhan Malalang, salah satu dirijen suporter, Yuli Sumpil tampak masuk kelapangan saat jeda babak pertama ke babak kedua.
Kedatangannya ke tengah lapangan pun diikuti oleh beberapa suporter lain. Bahkan ia juga sempat melemparkan sejumlah uang ke lapangan, dan itu ia lakukan tepat di belakang pemain Persebaya yang kala itu sedang lakukan pemanasan.
Padahal jika merujuk ke peraturan pertandingan, saat pertandingan berlangsung, suporter tak boleh masuk ke lapangan. Sekalipun itu jeda pertandingan.
Bukan hanya itu saja, tindakan seperti ini yang dilakukan oleh Yuli Sumpil berbuntut pada mengencingi gawang yang akan ditempati oleh penjaga gawang Persebaya.
Kejadian tersebut jadi ancaman bagi pemain Persebaya. Apalagi tadi kiper Bajol Ijo, Alfonsius Kelvan sempat saling dorong dengan suporter yang masuk ke lapangan untuk provokasi.
Melihat itu, beberapa penjaga langsung mengarahkan suporter unruk kembali ke tribun kembali. Sebab dengan ini Arema FC bisa terkena sanksi.
Tak berhenti di situ saja, ulah suporter Arema ini kembali terjadi. Tapi tak terlalu berlebihan. Hanya sedikit bikin geli tenlinga, karena Aremania terus melakukan nyanyian rasis "Bonek dibunih saja" hingga akhir laga.
Usai pertandingan, hampir seluruh suporter memasuki lapangan. Bahkan sempat ada yang tertangkap kamera televisi merobek lambang Persebaya Surabaya. (hrs)
Advertisement