Nyamuk dan Seorang Intelijen
Jumat sore (6 Mei 2022) kami bersilaturahim ke kediaman Prof AM Hendropriyono dan ibu, dalam rangka Lebaran dan sekaligus ikut gembira atas kesembuhan beliau dari sakit terkena demam berdarah dengue (DBD). Obrolan hanya sekitar penyakit DBD yang ditularkan oleh jenis nyamuk Aedes Aegypti dan disertai senda gurau.
Belum lama rumah dan pekarangan beliau disemprot obat pembasmi nyamuk tersebut. Tetapi ternyata masih ada nyamuk yang lolos dan menyengat beliau, sehingga harus dibawa ke RSPAD.
Untung dokter ahli DBD cepat menangani sehingga selamat. Kalau misalnya dokter salah menditeksi, akibatnya bisa fatal.
Masih dalam suasana Lebaran, sehingga obrolan tidak terasa diwarnai soal nilai nilai agama terutama betapa besarnya kuasa Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt). Jendral bintang 4, Prof Intel pertama Indonesia, mantan Kepala BIN tidak berkutik menghadapi seekor nyamuk. Padahal sudah ada insting dan deteksi kehadiran nyamuk beserta langkah antisipasinya dengan melakukan penyemprotan. Betapa lemahnya manusia di hadapan Allah Swt.
Dalam dunia intelijen ada “pelajaran”, betapapun hinanya suatu makhluk atau seseorang, tetap mempunyai nilai yang harus dihargai dan tidak boleh disepelekan. Lawan berusaha memberikan kesan seolah dia tidak berbahaya dengan menggunakan cover atau penyamaran sedemikian rupa.
Di dalam kitab suci Al-Quran soal intelijen ini diceritakan dalam surat An-Naml (semut). Definisi intelijen dijelaskan disitu dan bagaimana penggunaan intelijen (sebagai info) juga dijelaskan. Tentara dan intel Nabi Sulaeman as, bukan hanya dari jin dan manusia, tetapi juga dari hewan termasuk semut (tamsil masyarakat biasa atau rakyat) dan burung, Dan intelijennya adalah burung hudhud, burung yang cakap, cerdas dan lincah pindah dari suatu tempat ke tempat lain serta bersahaja alias tidak suka menyombongkan diri.
Intelijen bukanlah “tajassus“ atau mempergunjingkan orang lain yang dilarang oleh agama. Intellijen adalah “Istikhbarat” atau “Nabaun Yaqinun” suatu Informasi yang sahih tentang kemampuan dan kelemahan lawan. Intelijen berfungsi untuk menjaga negara dari segenap ancaman dari dalam dan luar negeri. Inilah pelajaran penting dari nyamuk dan semut.*
KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial-Pilitik, Wa-Ka BIN 2000-2001, Mustasyar PBNU 2022-2027. Tinggal di Jakarta.
Advertisement