Ny Sinta Nuriyah; Mengaji Al-Quran, Rahasia Kebugaran Puasa Dawud
Ny Hj Sinta Nuriyah masih tetap bugar dan terlihat bersemangat pada usia 73. Di kediaman keluarga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Pendiri Puan Amal Hayati ini, senantiasa melakukan aktivitas ibadah harian: mengaji Al-Quran, dan puasa Dawud.
Kebiasaan rutin itu telah menjadi bagian hidupnya, terutama setelah wafatnya Gus Dur. Apalagi, seluruh putrinya telah mempunyai kesibukan masing-masing. Baik aktivitas sosial maupun kegiatan lainnya.
"Minum air putih sama jus setiap hari. Aku ganti-ganti biar nggak bosen kayak jambu, sisak dan buah naga. Kalau jus jeruknya setiap hari," tutur Sinta Nuriyah, lahir di Jombang 8 Maret 1948.
Tinggal di Jalan Warungsila No 1 Jagakarsa, Jakarta Selatan, ia selalu ditemani jus dan air putih. Mengonsumsi itu, baginya, membantu proses pencernaan. Selain itu Sinta biasa mengonsumsi teh hijau untuk menjaga daya tahan tubuh.
Selain menjaga pola makan, ada satu kegiatan yang dilakukan Sinta untuk menjaga kesehatannya, puasa. Awalnya Sinta melakukan puasa selang seling, hari ini puasa, besok tidak atau biasa yang dikenal dengan puasa Nabi Dawud. Namun belakang Sinta justru terbiasa dan akhirnya menjalani puasa setiap hari.
"Saya memang setiap hari puasa. Hari ini puasa, kecuali hari-hari tasyrik (hari yang diharamkan berpuasa). Atau ada acara-acara sama anak-anak," ujarnya.
Kesulitan Yenny Wahid
Karena kebiasaan puasa itulah, menjadi kesulitan tersendiri bagi putri-putri Gus Dur. Yenny Wahid, misalnya, mengaku kesulitan bila ingin menjamu ibunya. Yenny memang sering menghabiskan waktu bersama ibunya.
Terkadang ia hanya menemani sang ibu di rumah, kadang pula mengajak ibunya untuk makan di sebuah restoran. "Nah, kalau mau ajak makan Mama, saya wajib telepon Mama malam sebelumnya," kata Yenny, Ketua Wahid Foundation ini.
Telepon pada malam sebelumnya itu memang bukan hanya mengingatkan sang ibu untuk acara esok hari. Namun juga permintaan Yenny agar sang ibu tidak berpuasa esok hari. "Ibu saya itu puasa setiap hari. Puasanya melebihi puasa Nabi Dawud, deh," ujar Yenny.
Puasa Nabi Dawud adalah puasa yang dilakukan setiap dua hari sekali dengan waktu yang selang seling. "Yang terpenting dalam hidup itu kan kebersamaan bagi orang yang kita cintai, terutama ibu," ujar Zanuba Arifah Chafsoh-Rahman, nama asli Yenny Wahid.
Yenny Wahid menyadari, keberhasilannya saat ini adalah salah satu berkat doa sang ibu. "Tanpa doa Ibu, tidak akan ada keberhasilan dalam hidup saya," katanya merasa bersyukur memiliki ibu seperti Sinta.
Kabar Bohong (Hoaks)
Terkait istri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur, almarhum), Kamis, 19 Agustus 2021, tersebar melalui pesan berantai di media sosial, meninggal dunia. Kontan saja, melalui akun media sosialnya, Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur mengklarifikasi informasi tersebut dan menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar.
“Ibunda saya, Ibu Sinta Nuriyah Abbdurrahman Wahid, Alhamdulillah sehat, sedang mengaji,” tulisnya melalui akun Twitter @Alissawahid, Kamis, 18 Agustus 2021.
Alissa pun meminta doa kepada masyarakat agar Ibundanya diberikan kesehatan. “Mohon doanya agar beliau panjang umur, sehat, dalam kehidupan penuh berkah.”
Klarifikasi Sinta Nuriyah
Selain itu, dilansir nu.or.id, keluarga Ciganjur menanggapi bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid, melalui pesan singkat yang disebarkan seorang Pengurus Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, Mukhibbullah menyebutkan:
“Menanggapi informasi keliru yang beredar, kami keluarga Ibu Nyai Sinta Nuriyah Wahid mengabarkan bahwa Ibu Nyai Sinta dalam keadaan sehat wal afiat, mohon sebarkan informasi ini dan abaikan hoaks yang ada".
Anita Wahid pun meminta masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran dari pesan tersebut: "Bapak, Ibu, Kakak sekalian, mohon bantuannya menyebarkan gambar ini ke berbagai WAG atas respon hoax berita wafatnya Ibu. Mohon sekali utk bantuannya, demi mencegah orang-orang berbondong-bondong datang ke Ciganjur dan berpotensi menciptakan kluster baru".
Sebelum pandemi, Sinta Nuriyah dikenal sebagai tokoh perempuan yang aktif. Ibu Negara (1999-2001) ini, aktif mengisi seminar dan kegiatan sosial melalui yayasannya, Puan Amal Hayati. Puan singkatan dari Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan. Kegiatannya masih sangat padat dan semua itu dijalaninya dengan semangat.
Demikian pula setiap Ramadhan, Sinta Nuriyah berkesempatan merajut kebinekaan di Bumi Nusantara dengan mengadakan Sahur Keliling. Ini tradisi setiap tahun yang dijalaninya sejak Gus Dur menjadi presiden hingga kini.
Advertisement