Nurdin Abdullah Bangun Bantaeng 10 Tahun, Kandas di Tangan KPK
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Sabtu 27 Februari 2021 sekitar pukul 03.00 Wita. Dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah lahir di Pare-pare Sulawesi Selatan, 7 Februari 1963.
Ia menempuh pendidikan sampai S3 Doktor of Agriculture Kyushu Universitas Jepang pada 1994. Ia juga menjadi Guru Besar almamaternya, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dia meniti karier sebagai pengajar di Unhas dan pengusaha.
Karir politiknya mendapat sorotan saat ia menjadi Bupati Bantaeng dua periode (2008-2013 dan 2013-2018). Modal itu dipakai Nurdin Abdullah melangkah naik menjadi Gubernur Sulawesi Selatan masa bakti 2018-2013, diusung oleh tiga parpol yakni PKS, PDIP, dan PAN.
Nurdin Abdullah juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dalam masa bakti 2015-2020. Menilik profilnya, pria 57 tahun ini punya sederet prestasi. Profesor bidang agrikultur itu dulu adalah Bupati Bantaeng periode 2008-2018.
Penghargaan Nasional hingga Asia
Pada 2013, Nurdin Abdullah dimasukkan dalam 19 tokoh alternatif menurut Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi. Ia disebut sebagai figur capres alternatif. Sejajar dengan tokoh bereputasi seperti Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Ridwan Kamil, dan Tri Rismaharini.
Pria bergelar profesor ini juga berhasil membuat Bantaeng memenangi Piala Adipura empat tahun berturut-turut.
Pada 2015, Nurdin Abdullah dianugerahi Tokoh Perubahan oleh media Republika bersama kepala daerah lain, termasuk Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, Din Syamsuddin, dan tokoh berprestasi lainnya. Saat pemberian penghargaan berlangsung, Taufiequrrahman Ruki, yang menjadi Ketua KPK, turut hadir bersama pejabat lainnya, termasuk Kapolri saat itu, yakni Jenderal Badrodin Haiti, hingga Ketua DPD saat itu, Irman Gusman. Nama terakhir belakangan juga kena OTT KPK.
Nurdin Abdullah juga pernah diganjar penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) pada 2017. Perkumpulan BHACA adalah organisasi nonprofit yang sadar mengenai bahaya korupsi bagi kelangsungan hidup bermasyarakat dan berbangsa. Perkumpulan itu berdiri pada 9 April 2003. Tokoh-tokoh yang pernah mendapat BHACA antara lain Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Wali Kota Solo hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pada 2020, Nurdin Abdullah juga diberi penghargaan sebagai gubernur peduli olahraga versi Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Pusat pada ajang Golden Award Malam Anugerah Olahraga Siwo PWI 2020 di Jakarta, 16 Desember 2020.
Pria kelahiran Parepare ini juga mengukir prestasi dikancah Asia. Ia dinobatkan sebagai salah satu Gubernur terbaik di Asia pada tahun 2020. Penghargaan Internasional tersebut diberikan oleh Asia Business Info pada kategori The Best 7 Asia Governors 2020.
Selain Nurdin Abdullah, dua gubernur terbaik di Indonesia juga ikut bersanding yakni Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ada juga gubernur lainnya yang mendapat penghargaan sebagai gubernur terbaik di Asia, yakni Naomichi Suzuki (Gubernur Hokkaido, Jepang), Hieu Van Le (Gubernur Australia Selatan, Australia), Lee Jae-Myung (Gubernur Gyeonggi, Korea Selatan) dan Arif Mohammad Khan (Gubernur Kerala, India).