Nukman Luthfie, Pakar yang Selalu Ajak Positif Bermedsos
Pakar Media Sosial Indonesia Nukman Luthfie menjadi perhatian warganet. Sang pakar yang kerap mengajak masyarakat Indonesia untuk berbuat positif di media sosial, kini telah meninggalkan kita bersama.
Lelaki kelahiran Semarang, 24 September 1964 ini meninggal dunia pada Sabtu 12 Januari 2019 di Yogyakarta sekitar pukul 22.00 WIB. Jenazah santri yang pernah mondok di Pondok Pesantren Krapyak, dimakamkan di Kendal, Jawa Tengah, Minggu 13 Januari hari ini.
Sebelum dimakamkan di tepatnya di TPU Grabag Kendal, jenazah akan dishalatkan di Masjid Agung Kendal.
Alissa Wahid, koordinator Gusdurian, langsung mengungkapkan isi hatinya lewat cuitannya:@AlissaWahid:
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke RahmatuLlah, pakde @nukman sekitar pk. 22.15 di Yogyakarta. Akan dimakamkan di Kendal. Lahul fatihah."
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Telah berpulang ke RahmatuLlah, pakde @nukman sekitar pk. 22.15 di Yogyakarta. Akan dimakamkan di Kendal. Lahul fatihah." kata Alissa Wahid
Sedang pada linimasa Twitter, tagar #RIPNukman menghiasi trending topic Twitter Indonesia. Akun Instagram dan Twitter @nukman pun dibanjiri ucapan belasungkawa, mengenang kepergiannya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mencuitkan bela sungkawa. Ia berterima kasih kepada Nukman atas ilmu yang telah dicurahkan Almarhum demi kebaikan Jakarta.
“Innalilahi wa inna ilaihi raji’un. Sugeng tindak, Mas @nukman. Semoga husnul khatimah. Terima kasih atas sumbangsih ilmunya bagi Pemprov DKI Jakarta,” kata Anies lewat akun Twitter-nya.
Nukman Luthfie, merupakan salah satu tokoh media sosial di Indonesia. Sempat memulai karir sebagai jurnalis, ia kemudian mendalami dunia internet setelah menjadi direktur pemasaran di PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) dan menjabat sebagai Internet Services Director yang melahirkan situs berita online pertama di Indonesia, detik.com.
Nukman kemudian mendirikan Virtual Consulting, dan juga kerap menjadi pembicara dalam acara-acara bertema internet di Indonesia.
Ia juga mengatakan, media sosial dan media daring lainnya bisa menjadi sarana bela negara, terutama bagi kalangan anak muda.
Ia mengajak masyarakat untuk menyebar konten positif di media sosial untuk menginspirasi orang lain.
Kepergian Terindah
Suatu hari, dengan menyitir kata-kata penyair Joko Pinurbo (Jokpin), almarhum Nukman Luthfie pernah menuliskan twit yang mengatakan "Hadiah terindah dari tidur ialah bangun dengan semangat hidup yang lebih baik dari sebelumnya."
Almarhum mengunggah twitnya itu pada 3 Juni 2013 lalu. Kini, hadiah terindah dari tidurnya terwujud dengan perhatian dan kesedihan banyak orang yang dikenalnya. Setidaknya ada lima tagar di twitter tentang kepergian cucu KH Achmad Abdul Hamid Kendal ini yang semuanya menjadi trending topic.
Pria yang mengambil jurusan teknik nuklir di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berjasa memberikan edukasi terkait perkembangan dan penggunaan media sosial positif sehingga dirinya disebut sebagai Bapak Medsos Indonesia.
Menurut Savic Ali, sahabatnya, almarhum merupakan sosok dermawan dalam soal ilmu dan waktu. Ia kerap berbagi ilmu dengan generasi muda terkait perkembangan dunia digital.
“Berkat twitter kami sering komunikasi dan juga ketemu ngopi-ngopi. Aku belajar cukup banyak darinya. Terutama dalam soal dunia digital. Beliau termasuk orang yang dermawan dalam soal ilmu dan waktu,” ucap Savic Ali lewat facebooknya.
Savic menjelaskan, almarhum hadir saat diundang berbagi di sarasehan kaum muda NU saat Muktamar k-33 NU 2015 di Jombang. Juga datang saat diminta jadi narasumber di acara Gusdurian. Dan selalu datang saat diminta memberikan workshop kepada teman-teman.
“Beliau adalah orang yang tak ragu berbagi kepada siapa saja yang ia lihat punya visi kebaikan,” imbuhnya.
Jenazah Nukman Luthfie dimakamkan di samping kuburan kakeknya KH Abdul Hamid yang dikenal masyarakat lokal sebagai perintis NU di Kendal dan penyusun kalimat wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariq. (adi)