Nujek akan Hadirkan Motor Hybrid dari Korea untuk Driver
Nujek (Nusantara Ojek) bekerjasama dengan Datam Corporation (Perusahaan Korea), akan mengembangkan teknologi kendaraan hybrid. Yakni teknologi yang mengabungkan mesin bensin dan motor listrik. Ini untuk kebutuhan para member Nujek alias driver.
Teknologi ini diklaim dapat mengurangi emisi carbon yang dikeluarkan kendaraan. Teknologi yang digunakan adalah CRM (Carbon Reduction Mining). Alat ini bertujuan untuk mengkonversi carbon hasil membakaran menjadi energi baru.
Ceo Nujek Moch Gozali mengatakan, sebanyak 500 motor berteknologi hybrid dari Datam Corporation akan diuji coba di 5 kota besar cabang Nujek, pada Maret 2020.
"Sebanyak 500 motor ini merupakan pilot project kami di lima kota, yaitu Surabaya, Jakarta, Gorontalo, Cirebon, dan Banyumas," ungkap Gozali.
Ada beberapa mekanisme dalam memberian motor hybrid kepada driver Nujek ini. "Kita akan pilih sepeda motor yang paling tua, karena motor tua menghasilkan emisi karbon paling besar. Selain itu, akan kita lihat sudah berapa lama ia bergabung dengan Nujek," terangnya ditemui di Hotel Bumi, Surabaya.
Menurut Gozali, Nujek bersama Datam berani menghadirkan teknologi kendaraan hybrid di Indonesia. Karena berbagai keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat, khususnya mitra Nujek.
"Pertama keuntungannya hemat bensin 75 persen. Misal satu hari habis bensin 10.000 bisa habis seperempatnya," beber dia.
Untuk kecepatan mungkin akan ada perbedaan sedikit dengan kendaraan konvensional. Gozali mencontohkan, motor konvensional bisa menempuh jarak 100 km/jam. Sedangkan teknologi motor hybrid bisa 80 km/jam.
Saat ditanya, mengenai bagaimana kendaraan-kendaraan mitra Nujek yang lain, mengingat di Indonesia sendiri sudah ada 100 ribu mitra Nujek. Gozali menjelaskan, saat ini masih dalam pematangan bagaimana nantinya motor tersebut. Apakah kendaraan tua tersebut akan ditukar atau hanya diganti spare partnya saja menjadi hybrid.
"Untuk hal ini masih akan proses, mungkin Datam akan bekerjasama dengan salah satu perusahaan motor yang ada di Indonesia. Mengingat menganti motor dengan teknologi ini juga tidak murah," terangnya.
Untuk regulasi surat-surat mengenai kendaraan hybrid ini, lanjut Gozali, sampai saat ini juga masih dalam proses.
Ia pun optimis bahwa perlahan masyarakat Indonesia akan menerima teknologi ini untuk menolong bumi.
"Kita targetkan tiga tahun, masyarakat bisa berbondong-bondong beralih ke motor listrik hybrid ini," tutupnya.