NU Surabaya, Jaga “Sejarah Kemakmuran dan Kemakmuran Sejarah”
Ketua Pengurus Besar (PB) NU mengajak seluruh masyarakat kota Surabaya memperkuat Sejarah kemakmuran, dan kemakmuran sejarah. “Surabaya memiliki sejarah kemakmuran dan, sekaligus kemakmuran sejarah, yang harus selalu kita kukuhkan,” kata Ketua PBNU, KH Umarsyah HS, mewakili Rois Aam Syuriyah PBNU KH Miftachul Akhyar.
Sebagai Ketua PBNU, Umarsyah ditugasi membenahi NU Kota Surabaya. Terutama kondisi struktural NU Kota Surabaya, yang selama satu dekade terkontaminasi altar politik praktis.
“Ketika menerima tugas dari PBNU, terutama pesan Rois Aam sebagai putra daerah asli Surabaya, kami semua yakin, Surabaya memiliki sejarah keajaiban,” kata Umarsyah, dengan mantap.
Sejarah keajaiban itu, dipaparkan, adalah Perang Sabil 10 November 1945, melawan tentara Sekutu, yang baru saja memenangi Perang Dunia Kedua. Walau harus diakui banyak syahid menjadi korban. Tetapi rakyat Surabaya kukuh mempertahankan harga diri, dan kemerdekaan NKRI yang telah di-proklamir-kan.
“Perang Sabil 10 November itu, buah heroik dari Resolusi jihad NU yang diterbitkan di Surabaya,” tegas Umarsyah.
Rois Aam juga mengingatkan Sejarah kemakmuran untuk NU secara nasional, yakni, tahun 1926 kalangan ulama mendirikan jam’iyah Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Bahkan cikal-bakal organisasi NU, juga digagas dari Surabaya. Misalnya, organisasi Nahdlatut Tujjar (Perhimpunan Pedagang). Serta Taswirul Afkar (kalangan intelektual dan terpelajar), dan Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air).
Pesan khusus Rois Aam yang disampaikan Ketua PBNU, itu menjadi tema Konferensi NU Kota Surabaya, yang diselenggarakan di lokasi wisata Utama Raya, Banyuglugur, Situbondo, hingga Sabtu dini hari (6 April 2024).
Sebagai Ketua Cartaker PCNU Surabaya, telah dilakukan pembenahan struktural. “Terutama mengembalikan ghirrah (semangat), dan marwah NU Surabaya.
Pada Konferensi PCNU Kota Surabaya (ke-25), itu dihasilkan duet kepemimpinan, pasangan arek Suroboyo. Yakni, secara aklamasi Rois Syuriyah, dipercayakan kepada KH Ahmad Dzulhilmy Ghozali (sehari-hari sebagai imam besar masjid Ampel Surabaya). Kyai Dzulhilmy, juga kondang sebagai intelektual ilmu AlQuran.
Durian, waluh, dan srikaya
Peserta Konfercab PCNU Kota Surabaya, juga menetapkan Ketua Tanfidziyah, Ir. H. Masduki Thoha, yang dipilih secara demokratis melalui pemungutan suara. Masduki Thoha, selama ini telah berpengalaman sebagai Ketua PC GP Ansor Kota Surabaya (tahun 1999 – 2009). Juga pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, hasil Pemilu 2014. “Kita akan laksanakan perintah Rois Syuriyah,” kata Masduki, setelah terpilih, dan langsung meminta restu Rois Syuriyah terpilih.
Program ekonomia ke-umat-an, akan menjadi prioritas PCNU Kota Surabaya. Antara lain, membangun kelembagaan UMKM, Koperasi, dan komunitas kesejahteraan keluarga. “PBNU memiliki program kemashlahatan (kesejahteraan) keluarga, yang berbasis di kelurahan. Maka itu struktur organisasi kita kuatkan sampai Tingkat Ranting, dan anak Ranting (lingkup RW),” papar Masduki. Namun program yang bersifat menjaga khittah, dan marwah Nahdliyin, akan menjadi garapan prioritas.
Program pemberdayaan marwah Nahdliyin, antara lain, visi politik kebangsaan NU dalam lingkup daerah. “Di Surabaya ini, NU meliputi hampir 70 persen warga kota. Maka harus kita dudukkan sesuai porsinya. Termasuk dalam pemerintahan, sebagai sumbangsih NU kepada kota Surabaya,” kata Masduki.
Konferensi NU Surabaya di Surabaya, juga menumbuhkan penguatan keunikan umat NU antar-daerah.
Menurut Ketua Panitia Muhibbin Billah, NU Surabaya memperoleh banyak hasil bumi dari Probolinggo, dan Situbondo. “Kami dikirimi durian satu mobil pikup oleh Nahdliyin Probolinggo. Kami juga menerima satu pikup waluh kuning, dan srikaya,” kata Muhibbin Billah, pengusaha pemilik KBIHU Chat-tour. Durian dinikmati peserta konfercab, sedangkan waluh untuk dibawa pulang.
Advertisement