NU Perlu Lakukan Pembaruan Memasuki Abad Kedua, Ini Penjelasannya
Katib Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan NU perlu melakukan pembaruan memasuki seratus tahun kedua organisasi kemasyarakatan Islam itu.
Dari segi kepengurusan, misalnya, kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, harus ada jaminan berlangsungnya regenerasi secara alamiah pada setiap jenjang kepengurusan.
"Apakah kita siap melakukan regenerasi?" tanya Gus Yahya, dalam keterangan dikutip Kamis 18 November 2021.
Pembaruan lainnya, menurut Gus Yahya adalah terkait dengan pengelolaan organisasi. Dia mengusulkan pola kerja di jajaran tanfidziyah atau eksekutif PBNU seperti sebuah pemerintahan.
Seorang ketua umum, ujarnya, mesti berfungsi seperti seorang presiden. Ia memimpin rapat seperti seorang presiden memimpin sidang kabinet.
"Seluruh program dan agenda kerja diputuskan bersama," kata Gus Yahya.
Selain menyampaikan gagasan tentang NU masa depan, dalam kesempatan itu Gus Yahya mengutarakan niatnya maju dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung, 23-25 Desember 2021.
Gus Yahya pun bersilaturahmi dengan pengurus PWNU dan PCNU Bali, NTT, dan NTB di Denpasar, Bali, Kamis (21-10-2021) malam
Pesan-Pesan Khusus
Gus Yahya mengatakan sudah menyampaikan sekaligus meminta izin kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj atas niatnya itu.
Gus Yahya pun sempat melakukan silaturahmi ke sejumlah ulama dan kiai pesantren. Saat bersilaturahmi dengan pengurus PWNU dan PCNU Bali, NTT, dan NTB di Denpasar, Bali, Kamis malam, ungkapan cita-cita Gus Yahya mendapat respon. Serempak peserta pertemuan menyatakan siap.
Menanggapi paparan Gus Yahya, Ketua PWNU Bali KH Abdul Aziz menyatakan sangat dapat memahami.
"Rasanya gagasan-gagasan besar Kiai Yahya kalau dilaksanakan akan mengubah wajah NU sehingga manfaatnya akan kian terasa," ujarnya.
Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat Prof Masnun Tahir mengapresiasi rencana kerja Gus Yahya terkait desentralisasi program. Ia membayangkan program kerja PBNU didistribusikan ke wilayah dan cabang-cabang.
"Jangan hanya sekali pas muktamar saja kami ini disapa," katanya.
Sementara itu Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur KH Umbu Nay berharap PBNU bisa dirasakan kehadirannya di tingkat bawah, tidak hanya ketika menjelang muktamar saja.
Advertisement