NU Langgeng Berkiprah di Nusantara, Ini Resepnya
Nahdlatul Ulama (NU) telah berkiprah di bumi Nusantara, Indonesia, genap 96 tahun. Hal itu merupakan pengabdialn umat dan bangsa Indonesia, tepatnya pada tanggal 16 Rajab 1440 Hijriah yang bertepatan dengan kalender masehi yakni Sabtu, 23 Maret 2019.
Dalam perjalanannya, NU banyak sekali tantangan dan cobaan yang dihadapi baik eksternal organisasi maupun diinternal organisasi NU itu sendiri. Namun dalam perjalanan NU sampai sekarang masih kokoh berdiri disebabkan oleh banyaknya kader dan warga NU memahami sejarah dan dalam menjalankan organisasi secara sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah HM Muzamil, mengungkapkan hal itu, belum lama ini.
“Alhamdulillah sampai sekarang NU masih langgeng, apa sebabnya, karena orang orang NU ikhlas dalam berjuang dan menghargai atau takdzim para pendiri NU,” tuturnya.
"Di samping itu, kelanggengan NU sampai sekarang juga diakibatkan kebijakan-kebijakan NU yang berpihak untuk kemaslahatan warga Indonesia pada umumnya."
Di samping itu, lanjutnya menambahkan, kelanggengan NU sampai sekarang juga diakibatkan kebijakan-kebijakan NU yang berpihak untuk kemaslahatan warga Indonesia pada umumnya.
“Selama ini kebijakan yang diputuskan para kiai NU terhadap permasalahan yang muncul selalu berpihak pada umat,” tambahnya.
Ketua PCNU Demak KH Muhammad Aminuddin Mas’udi meminta pada warga NU untuk semakin dewasa dan cermat menghadapi tantangan jaman sehingga tidak mudah menerima berita berita bohong, termasuk pembelokan sejarah dan adu domba yang dilakukan oleh orang orang yang tidak suka dengan NU.
“Usia kita sudah matang, sudah dewasa warga NU harus cerdas, jangan sampai kita dibohongi oleh berita-berita hoaks yang mengakibatkan rapuhnya organisasi,” tegas Kiai Amin.
Ketua panitia K Abdullah Zaini menjelaskan, rangkaian kegiatan harlah NU yang diselenggarakan PCNU Demak meliputi istighotsah dan selamatan yang diselenggarakan Ranting se-Kabupaten Demak, penyampaian khutbah Jumat pada khatib se-Kabupaten Demak.
"Kegiatan yang dipusatkan di tingkat kabupaten diawali pagi dengan bacaan Al-Qur’an 30 Juz bil Ghaib (hafalan) oleh Jamiyatul Qurra Wal Huffadz (JQH) di Kantor NU Cabang, malam Hari istighotsah kubro, Maulidurrasul, dan pengajian umum di Alun Alun Depan Masjid Agung Demak," jelasnya.
Dikatakan, Fatayat NU juga menggelar acara Arwah Jamak Sabtu 23 Maret dan Demak Berdzikir oleh PC Muslimat NU Demak pada Minggu, 23 Maret.
"Harlah ke-96 tahun ini dibagi jadi dua tingkatan yaitu tingkat Pengurus Ranting se-Kabupaten Demak, dan kegiatan tingkat kabupaten yang di pusatkan di Alun-alun,” terang Kiai Zaini. (adi)
Advertisement