NU Harus Mulai Program Ekonomi, Wapres: Manfaatkan Teknologi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan, Revolusi Teknologi belum banyak dimanfaatkan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi terbesar di negeri ini. Untuk itu, Program Ekonomi harus dimulai dengan memanfaatkan teknologi.
Kritik Wapres disampaikan dalam pembukaan Konbes NU Rabu, 23 September 2020 secara virtual. Untuk itu, pihaknya mendorong NU untuk memanfaatkan secara optimal teknologi.
"Teknologi punya pengaruh besar dalam membentuk karakter publik dan membangun bangsa secara keseluruhan. NU belum banyak memanfaatkan revolusi teknologi ini untuk kepentingan organisasi dan warganya," tuturnya.
Pesan kedua Kiai Ma'ruf Amin, sudah saatnya NU memulai secara riil gerakan ekonomi yang membawa perubahan di masyarakat dan bangsa. Bidang ekonomi jangan hanya menjadi keputusan organisasi tanpa gerak (action) nyata.
Merespon hal itu, berikut pernyataan kalangan akademiki:
"Dua pesan utama KH. Ma'ruf Amin ini menjadi cambuk NU untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mempromosikan nilai-nilai Aswaja yang nasionalistik dan melakukan transformasi ekonomi di masyarakat dengan langkah-langkah yang sistematis, gradual, produktif, dan professional," komentar Dr Jamal Ma'mur Asmani, akademisi dari Pati, Jawa Tengah, Kamis 24 September 2020.
Pada bagian lain, Kiai Ma'ruf Amin, Mustasyar PBNU mengatakan, pemerintah mendukung apa yang dilakukan pesantren terkait upaya menghentikan penyebaran Covid-19 di pondok pesantren.
“Secara khusus saya juga memberikan perhatian serta dukungan terhadap sejumlah pimpinan pesantren yang telah bergelut mengatasi Covid-19. Semoga para kiai asatidz santri berhasil menghadapi musibah ini dengan baik,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Kiai Ma’ruf mengajak semua pengasuh pesantren untuk tidak berkecil hati atas kondisi pandemi yang saat ini terjadi sebab wabah mematikan ini juga mengancam seluruh lembaga termasuk negara-negara di dunia yang mengalami hal serupa. Kiai Ma’ruf menyebut negara maju sekalipun mengalami nasib sama dengan apa yang kini dialami Indonesia.
“Karena tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi pandemi ini, maka wajar jika IMF menyebut pandemi ini crisis like no other, krisis yang tidak ada bandingannya,” tutur Rais 'Aam PBNU 2015-2018 ini.
Tak hanya itu, Kiai Ma’ruf mengajak semua elemen bangsa mendoakan para ulama yang telah wafat disebabkan oleh Covid-19. Kiai Ma’ruf begitu terpukul ketika rakyat utamanya para ulama di Indonesia banyak yang meninggal akibat Covid-19.
“Saya turut empati terhadap sejumlah ulama kiai dan para santri yang telah menjadi korban atau terkena musibah akibat pandemi Covid-19. Kepada yang telah wafat mari kita doakan semoga arwah mereka diterima di sisi Allah SWT,” tuturnya.