NU Didirikan Bukan Semata-mata Mencari Kuasa, Pesan Billy Wahid
Putra KH Salahuddin Wahid, Iqbal Billy Wahid, mengingatkan, NU didirikan bukan semata-mata mencari kekuasaan, kehormatan, apalagi kepentingan pribadi. Namun, para muassis (pendiri) NU mendirikan organisasi ulama pesantren pada 31 Januari 1926 itu, untuk berjuang ikhlas untuk menyampaikan Islam yang rahmatan lil alamin.
Sebagai Dzurriyah (Keluarga) pendiri NU, Billy Wahid berharap agar tokoh NU sekarang berkaca kepada perjuangan dan ke ikhlasan para pendiri serta tokoh NU dahulu.
“Beliau mendirikan NU bukan semata-mata mencari kekuasaan, kehormatan, apalagi kepentingan. Tetapi beliau-beliau itu mendirikan organisasi tersebut melainkan berjuang ikhlas untuk menyampaikan islam yang rahmatan lil alamin,” tuturnya.
Islam Penuh Kedamaian
Dia menjelaskan, Islam yang disampaikan para ulama NU itu adalah Islam yang penuh kedamaian. Menghargai kebudayaan, perbedaan, serta keragaman adat-istiadat lama, tetapi tetap dalam bingkai aswaja.
Billy Wahid mencontohkan sosok Gus Dur, bahwa meskipun Gus Dur sudah wafat, tetapi jasanya tetap dikenang oleh lintas Agama. Bahkan menurutnya, Gus Dur dijuluki “Bapak Pluralisme”.
Dengan demikian Billy Wahid berharap agar Muktamar ke-34 NU tersebut melahirkan Tokoh NU yang tulus berjuang untuk agama, bangsa dan negara, seperti yang diharapkan oleh para pendiri serta tokoh NU dahulu yakni Ukhwah islamiyah (agama), ukhwah wathoniyah (Berbangsa) dan ukhwah basyariyah (kemanusiaan).
Billy Wahid juga menjelaskan bahwa, “NU merupakan barometer kedamaian bangsa, jika barisan NU kuat maka bangsa kita juga kuat, tetapi jika barisan NU pecah maka penopang Negara kurang kuat. Semoga hasil Muktamar ke-34 nanti membuahkan pemimpin yang mampu menyatukan barisan Nahdliyin.”
Ia mengungkapkan hal itu, saat menghadiri pameran lukisan, dalam Rangka Haul ke-12 Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pameran Seni Rupa dimotori Nabila Dewi Gayatri, digelar di Gedung Utama Balai Pemuda, Jl.Gubernur Suryo, Surabaya, sejak 13 Desember 2021.
Dalam pameran tersebut, Nabila Dwi Gayatri melukiskan sosok para pendiri NU (Nahdlatul Ulama), serta Tokoh Petinggi NU.
Dalam acara Haul ke-12 Gus Dur ini, juga tampak adanya lukisan para tokoh Nahdlatul Ulama. Diantaranya adalah Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, Syaikhona Kholil, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Ridluwan Abdulloh, KH Abdurrahman Wahid, KH Salahuddin Wahid, dan KH Hasyim Wahid.
Advertisement