Nonton Radikalisme di Youtube Lebih Berbahaya dari Nonton Pornografi, Kata Aqil Siradj
Jakarta: Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Said Aqil Siradj hari ini mengatakan, menonton film dari Youtube tentang radikalisme dan terorisme lebih berbahaya dibanding menonton pornografi.
"Menonton Youtube tentang pornografi lebih ringan daripada terorisme. Terorisme itu lebih bahaya daripada gambar perempuan telanjang," kata Said di acara penandatanganan nota kesepamahan Gerakan Nasional Revolusi Mental antara PBNU dengan Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (3/5) siang.
Dalam konteks tersebut, Said bukan dalam konteks membenarkan tindakan mengonsumsi materi pornografi, tapi ingin menunjukkan bahwa berbagai hal terkait terorisme di dunia maya sejatinya memiliki aspek kerawanan karena memberi dampak pada kejahatan kemanusiaan.
Menurut dia, orang yang menonton pornografi cenderung akan merasa bersalah tapi tidak jika melihat materi terorisme. Ada kecenderungan individu yang menyaksikan materi terorisme akan teracuni pikirannya sehingga membenarkan tindakan membunuh untuk menghapus dosa.
Selain itu, kata dia, ada kerentanan individu terpicu melakukan radikalisme tanpa mengetahui konteks jihad sesungguhnya yang diajarkan oleh agama.
"Setelah menonton materi terorisme, dia keluar dari rumah membunuh dan dibunuh maka dosanya dimaafkan, masuk surga. Mereka tidak tahu konteks apa, situasi kapan untuk berjihad. Padahal konteksnya itu dalam situasi perang itu. Kalau keadaan aman kemudian keluar `ngebom`, yang melakukan itu orangnya pasti banyak dosanya," tuturnya.
Said mengatakan orang banyak dosa cenderung akan mencari jalan pintas supaya tetap bisa masuk surga salah satunya lewat berjihad, meski dengan cara yang tidak benar dan sesuai konteks. "Supaya masuk surga, daripada ke masjid berkali-kali mending `ngebom` langsung surga, dosanya ambrol."
Dia berpandangan jika materi radikalisme semakin banyak bertebaran di dunia internet dan hal ini mengkhawatirkan. Maka dari itu, dia mengajak agar masyarakat terus memerangi radikalisme dengan mengajak lingkungan di sekitarnya untuk terus menebar rahmat dan perdamaian.
Bagi umat Islam, sebaiknya terus berupaya memberi kontribusi untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menjauhkan diri dari ajaran radikalisme yang menebar teror dan berupaya menolak konsep NKRI.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani mengatakan NKRI harus terus dijaga salah satunya dengan terus membangun karakter bangsa. Pemerintah lewat Revolusi Mental terus berus berupaya membentuk karakter masyarakat yang selaras dengan NKRI dengan berbagai sosialisasi yang dilakukan, salah satunya lewat nota kesepahaman dengan PBNU.
"Saya minta dibantu agar NU ikut dalam Revolusi Mental sehingga bangsa semakin baik ke depannya. Setelah hari ini kita bangun tim untuk mensosialisasikan ini ke seluruh umat, rakyat Indonesia. Pembangunan karakter ini ujungnya adalah NKRI sehingga kita tidak terpecah berserakan," kata dia. (ant)