Mahasiswa UK Petra Rancang Galeri Seni untuk Tuna Netra
Marietta Stefani, Mahasiswa UK Petra membuat galeri seni bertajuk Non-Visual Art Gallery. Galeri ini ditujukan untuk memudahkan penyandang disabilitas tuna netra, yang menggunakan indera peraba sebagai pengganti mata.
"Ide awalnya saat saya berkunjung ke galeri seni dan terdapat aturan tertulis “dilarang menyentuh”. Lalu muncullah pemikiran dalam benak saya “Bagaimana jika kita tidak dapat melihat? Bagaimana dengan tuna netra? Mereka kan hanya bisa merasakan sesuatu dengan cara menyentuh”, ungkap mahasiswa Prodi Arsitektur angkatan 2016 ini.
Non-visual Art Gallery yang diusung Marietta ini, memiliki konsep sebuah galeri seni yang memberikan kesempatan baru khususnya bagi tunanetra untuk dapat menikmati karya seni menggunakan pengalaman multisensori, yaitu telinga, hidung, dan perabaan.
Pada galeri ini di desain menggunakan bidang-bidang yang disusun berlayer menyerupai labirin sebagai pengarah bagi tunanetra. Meredupkan elemen arsitektur yang memanjakan mata, untuk memperkuat stimuli indera lainnya.
“Misalnya ada lukisan atau patung menggambarkan hutan. Lukisan bisa dibuat timbul dan ditambah bau-bauan hutan agar semakin memperjelas definisinya. Sehingga lukisan ini menjelaskan tekstur, bau-bauan, bahkan bunyi-bunyian.”, jelas Marietta.
Untuk mendukung konsep non-visual, bangunan sengaja tidak menggunakan lampu untuk menerangi karya seni. Namun memaksimalkan pencahayaan alami undirect sunlight melalui skylight dan dinding yang disusun berlayer yang sekaligus membantu tunanetra dalam berorientasi.
"Di sini saya melakukan pendekatan perilaku senses as perceptual system di mana indera manusia memberikan peran penting dalam membentuk persepsi ruang dan pendalaman karakter pada ruang-ruangnya," ujarnya.
Ia berharap, desain ini dapat memicu para seniman untuk menciptakan karya seni yang inklusif. Sehingga karya seni yang ada dibangunan ini dapat memberikan pengalaman multisensor.
Dengan menggunakan metode pengumpulan data studi literatur, wawancara dan observasi langsung ke SMPLB-YPAB, gadis ini kini juga menyiapkan proyeknya untuk dosertakan dalam kompetisi level nasional.
Advertisement