NOICE Platform Audio Kekinian, Peduli Konten Kreator Lokal
Pekerjaan jurnalistik seperti interview, tanya jawab, dan talkshow dulu lebih banyak diampu oleh para jurnalis atau wartawan. Tapi kini sudah tidak. Banyak orang non wartawan yang bekerja di bidang itu. Termasuk para artis.
Salah satu program jurnalistik yang sedang digandrungi saat ini adalah podcast. Wawancara antara narasumber dan tuan rumah. Membahas banyak hal. Bahkan hal-hal yang tak dimuat di media mainstream. Semua orang berbondong-bondong buat podcast. Ada yang di televisi, di radio, di YouTube, hingga Spotify.
Banyaknya program di platform-platform itu, daya saing makin ketat. Hanya orang-orang terkenal yang bisa menjadi bintang. Untuk menjawab keresahan itu, hadirlah NOICE. Platform audio digital dalam negeri. Diampu oleh grup media besar, Mahaka. Grup usaha milik Menteri BUMN Erick Thohir.
"Karena itu kami hadir. Kami ingin konten kreator lokal yang belum besar, menjadi besar di NOICE. Meski memang di NOICE juga ada program artis nasional, tapi dijamin tak akan membuat kreator pemula itu tak mendapat tempat," kata Thomas Raditya, VP of Content Noice dalam konferensi pers Noicemaker Academy di Universitas Ciputra Surabaya, Sabtu 29 Oktober 2022.
Jaminan itu karena dalam kurasi NOICE. Mereka tak menggunakan 100% sistem otomatis mesin algoritma. Namun juga tetap ada kurasi dari manusia. Itu membuat konten-konten baru dan kecil itu, tetap bisa tampil di halaman utama. Berdampingan dengan konten besar.
"Kalau yang lain ya saya tak mau sebutkan aplikasinya ya. Mereka kan pakai algoritma mesin, artificial intelligence. Kalau kami pakai manusia beneran. Ada timnya. Kami dengarkan itu isi kontennya, masih dalam batas wajar nggak, atau oke nggak. Jadi masih ada hati nurani. Kalau ada warning di konten, ya kami email dan bisa dibicarakan dengan baik," terang Thomas Raditya.
Advertisement