No Bra Day
No bra day (hari tanpa bra atau BH) awalnya dirayakan setiap tanggal 9 Juli. Namun dipindahkan ke 13 Oktober bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
No bra day tentunya bukan ajang untuk memamerkan payudara tetapi meningkatkan kesadaran perempuan mengenai bahaya kanker payudara dengan tidak memakai bra selama sehari.
No bra day sendiri tidak diakui secara resmi oleh organisasi penelitian kanker manapun dan bukan bagian resmi dari Bulan Kesadaran Kanker Payudara oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meski memicu kontroversi, perayaan ini secara tidak langsung bertujuan untuk mengumpulkan dana pencegahan kanker. Momen ini dirayakan juga untuk mengedukasi tentang penyakit kanker payudara sekaligus menghormati pejuang kanker payudara.
Berikut ini sejarah no bra day sekaligus edukasi dan penghormatan bagi penderita kanker payudara:
No Bra Day
No bra day awalnya dirayakan setiap tanggal 9 Juli.
Pindah ke 13 Oktober bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
Mengedukasi tentang penyakit kanker payudara sekaligus menghormati pejuang kanker payudara.
Hari tanpa bra ini awalnya bernama BRA Day (Breast Reconstruction Awarness) digagas oleh bedah plastik asal Kanada, Mitchell Brown, sejak 2011.
BRA Day dibuat untuk mendorong penyintas kanker payudara agar mempertimbangkan melakukan operasi rekonstruktif.
Dari Amerika Serikat dan Kanada, gerakan ini menyebar ke penjuru negeri Eropa dan Asia. Bahkan pada 2014, tercatat sudah 30 negara di dunia ikut merayakan Hari Tanpa Bra.
No bra day sendiri tidak diakui secara resmi oleh organisasi penelitian kanker manapun dan bukan bagian resmi dari Bulan Kesadaran Kanker Payudara oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di hari tanpa BH, perempuan diajak untuk berpartisipasi dalam gerakan periksa payudara sendiri untuk mendeteksi benjolan yang merupakan gejala kanker payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan dengan mengecek benjolan atau perubahan yang terdapat pada payudara. Periksa area payudara mulai dari puting hingga sekitar ketiak.