Nisfu Sya’ban, Amalan Istimewa Beribadah sebelum Bulan Puasa
Bulan Hijriyah saat ini masuk ke bulan hijriyah ke delapan yaitu Sya’ban. Sya’ban adalah bulan yang sering lewatkan begitu saja karena diapit dua bulan utama yaitu Rajab dan Ramadlan. Tanpa memperhatikan keistimewaan bulan Sya’ban.
Kita sering tidak memperhatikan bulan Sya’ban karena 2 hal. Pertama, kita lebih sering mengunakan kalender barat yang menyebut perjalanan waktu dengan hitungan Januari – Februari – hingga Desember, tahun Masehi.
Kalender ini adalah kalender Gregorian, karya astronom Sosiegenes yang disahkan oleh Julus Caesar. Kalender ini mulai dihitung sejak kelahiran Jesus of Nazareth. Cara ini yang sudah kita ikuti sejak dulu.
Untuk itu, jamaah Jumat yang dirahmati Allah, mari kita kembali mengingat kalender Hijriyah dalam ibadah kita. Saya ingatkan juga mumpung kita berusaha mengingat kehadiran kalender hijriyah dalam ibadah kita, saya juga ingatkan untuk senantiasa meningkatkan takwa dan ibadah kita kepada Gusti Alllah SWT.
Kehadiran dan Keistimewaan Bulan Sya’ban
Tidak ada yang salah dengan mengikuti hitungan kalender Masehi sampai saat ini. Karena kalender Hijriyah memang belum dibiasakan menjadi patokan hitungan waktu secara umum, bahkan di negara-negara berpenduduk muslim. Tetapi tidak ada salahnya juga kita mulai memperhatikan hitungan waktu sesuai kalender Hijriyah. Terutama dalam memperhitungkan praktik ibadah Muslimin di dunia. Karena ibadah muslimin seluruhnya menggunakan hitungan bulan Hijriyah, dan hitungan waktu istiwa, bukan kalender Gregorian, atau Waktu Indonesia Barat (WIB).
Kembali soal bulan Sya’ban, Muslimin tidak memberikan perhatian cukup atas kehadiran dan keistimewaan bulan Sya’ban. Kaum muslimin banyak yang lupa atas segala kelebihan dan keistimewaan bulan-bulan dan waktu-waktu ibadah sebagai seorang Muslim.
Rasulullah SAW telah memberikan teladan dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Bukhori;
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ. وَكَانَ يَقُولُ: لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
Anas bin Malik meriwayatkan, ia berkata: “Ketika masuk bulan Sya'ban Nabi saw sering berdoa: “Ya Allah, Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” Beliau juga bersabda: “Malam Jumat adalah yang indah dan hari Jumat adalah hari yang cerah.” (HR Ahmad).
Salah satu saat utama yang sering dilupakan di bulan Sya’ban adalah Nisfu Sya’ban, salah satu hari istimewa di malam tersebut, diyakini semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampun. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah saw, "Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan apa-pa yang datang dari Allah; adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman.
Di malam Nisfu Sya’ban, muslimin membaca Surat Yasin tiga kali, disertai dengan memperbanyak berdzikir dan berdoa. Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dan usia yang barakah, dalam kondisi taat dan patuh pada Allah. Yasin kedua diniatkan untuk tolak bala'. Sementara Yasin ketiga diniati mohon rahmat dan barakah selama hidup.
Sementara esoknya, umat Islam juga disunnahkan untuk berpuasa. Ini selaras dengan sebuah hadits Rasulullah saw, "Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman.
Malam Nisfu Sya’ban tahun ini insyallah akan jatuh pada hari Selasa, 7 Maret. Kaum muslimin diserukan untuk berpuasa pada Rabu, 8 Maret 2023. Hadits di atas menyerukan kaum muslimin untuk menghidupkan sebagian besar malam itu dan mengisinya dengan salat-salat sunnah, membaca Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain. Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah.
Semoga Allah menerima ibadah kita di bulan Sya’ban dan bulan-bulan lain.
KH Abdul Halim Mahfudz
Pengasuh Pondok Pesantren Seblak, Jombang.