Nikmatnya Sayur Asem Cikini Bebas Ambil Nasi dan Lauk Sendiri
Rumah makan Ampera di Jalan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, spesial menyajikan sayur asem dengan pendamping bermacam lauk, serta sambal dan lalapan membuat pengunjung betah. Tempat makan dengan menu rumahan yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Cikini, tak pernah sepi pengunjung. Apalagi pada saat jam makan siang. Lokasinya dipenuhi pengunjung yang lapar. Mereka pun harus sabar antre untuk memperoleh tempat duduk saat makan.
Sayur asem merupakan masakan favorit banyak orang. Selain mudah dibuat rasanya juga menyegarkan. Ciri khas sayur asem yakni perpaduan rasa asem yang menonjol, ada manisnya, asin bahkan ada rasa pedas. Variasi sayuran di dalamnya sangat beragam. Rasa asem dari masakan ini biasanya didapat dari tomat dan asam jawa. Tidak salah, kalau sayur asem ini cocok di lidah orang Indonesia.
Selain rasanya yang menyegarkan, masakan berkuah ini baik untuk kesehatan karena mengandung vitamin dari beragam jenis sayurnya yang ada. Sayur asem cocok dihidangkan bersama nasi, lauk tempe, tahu goreng atau ikan asin serta sambal terasi, pada cuaca panas terik.
Rumah Makan Kejujuran
Rumah makan H Yunus ini juga mengajarkan kejujuran pada pengunjung. Setiap pengunjung dipersilakan mengambil sendiri nasi, sayur dan lauk sesuka hati. Tidak ada pelayan yang mencatat pesanan pembeli maupun CCTV yang mengawasi.
Sebagai pendamping sayur asem, Yunus menyiapkan sekitar 25 jenis lauk yang ditata rapi di atas meja. Ketika masuk ke rumah makan berkapasitas sekitar 30 orang ini pengunjung disambut beragam lauk dari tahu goreng , tempe, ikan asin, cumi, babat, paru, usus, empal, pepes tahu, gurame goreng, ikam emas, mujaer, bakwan udang, nila, lele, ayam goreng, telur dadar dan garang asem nila.
Bila menghendaki lauk yang dipilih ingin digoreng lagi, akan dilayani dengan baik tanpa dipungut biaya tambahan. Sedang untuk sayur asem sudah tersaji dalam keadaan panas.
Oh iya, ada satu lagi pengikatnya, sambal dan aneka lalapan yang disediakan secara gratis. Banyak sekali lalapan mirip khas Sunda yang tersaji di sini. Di antaranya pohpohan, antanan gede, randamidang, jaat, kahitutan, antanan leutik, saladah cai, cikur, saladah bokor, eceng, bonteng, sasawi, paria, sintrong, paria belut, surawung, jotang, terong buleud serta roay.
"Makan di sini kalau tanpa sambal dan lalapan, kurang seru," ujar seorang ibu sambil menghadap cobek yang penuh sambel dan sebakul lalapan.
Karyawati bank swasta di Jalan Cikini tersebut menuturkan, dirinya sering makan siang bersama teman kantor di warung spesial sayur asem. "Soal harga menurut saya relatif, tergantung lauknya. Kalau cuma nasi, sayur asem dengan lauk tempe atau tahu, ya nggak sampai Rp20 ribu. Nasi dan sayur ngambilnya kan tidak dibatasi," ujarnya sambil tertawa.
Pembayaran baru dilakukan setelah selesai makan, sesuai dangan dengan jenis menu yang dilaporkan pada kasir. Saat itu kejujuran pengunjung diuji. Bisa saja lauk yang dilaporkan ke kasir, tidak sesuai dengan jenis dan jumlah yang dimakan. "Saya tidak mau su'udzon. Mudah-mudahan pengunjung rumah makan saya orangnya jujur jujur," kata Yunus.
Ia selalu meminta kepada pegawainya, agar menyambut pengunjung dengan ramah, tanpa berprasangka buruk, meskipun pengunjung diberi kebebasan mengambil lauk sendiri.
Salah seorang karyawan, kata Yunus, pernah melaporkan kelakuan pembeli yang hitung makanan tak sesuai yang diambilnya.
"Waktu saya laporkan ke bos, malah saya yang kena marah. Saya melihat sendiri lauk yang diambil, tapi berbeda dengan yang laporkan ke kasir," kata seorang karyawan yang biasa dipanggil Mardi.
10 Tahun Usaha di Cikini
Yunus rupanya baru 10 tahun memulai usahanya di Cikini. Sebelumnya, ia jualan di kawasan Jalan Teuku Cik Ditiro Menteng Jakarta, dekat kolong jalan kereta api. Bentuk rumah makannya kala itu menyerupai gubuk. Tidak ada lahan parkir. Kondisi ini menyulitkan pengunjung yang hendak makan di tempat. Di sisi lain, lahan yang dipergunakan untuk warung diminta oleh pemiliknya karena akan dilakukan pembangunan.
"Sempat tutup beberapa minggu, sambil mencari tempat, yang akhirnya memperoleh lokasi di Jalan Cikini," kenang Yunus.
Ia mengucup syukur, sejak pindah di Jalan Cikini, rumah makannya berkembang pesat. Meskipun sudah diperluas, tetapi masih terlalu sempit untuk menampung pengunjung saat makan siang. "Di saat panas menyengat seperti sekarang, cocoknya makan siang dengan sayur asem, lauknya ikan asing, sambelnya yang josss!" ujar Yunus.
Menyinggung soal harga, Yunus menjelaskan, tergantung lauknya. Kalau cuma nasi, sayur asem dan lauk sederhana seperti tempe atau tahu goreng, harganya tidak sampai Rp17.500. Nasi boleh mengambil sesukanya.
Rumah makan Ampera ini mulai pukul 07.00 sampai pukul 20.00 WIB. "Kalau sebelum pukul 20.00 sudah habis, kami langsung tutup," kata Yunus.
Berikut resep sayur asem jawa ala rumahan yang bisa menjadi inspirasi.
Resep Sayur Asem Jawa
Bahan
5 biji kacang panjang
1 buah labu siam, cuci dan potong dadu
1 buah jagung manis muda, potong sesuai selera
10 lembar daun melinjo muda
15 buah melinjo
85 gram kacang tanah
7 buah asam jawa muda
Cabai hijau teropong secukupnya, potong serong untuk pelengkap
750 air atau secukupnya
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya
Penyedap secukupnya
Bumbu ulek
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
3 buah kemiri
1 bungkus terasi ukuran kecil, sekitar 4,6 gram
7 buah cabai merah.
Sayur asem cocok dinikmati dalam keadaan masih hangat untuk makan siang di tengah terik matahari.