Nikah Dini Tingkatkan Potensi Kanker Serviks, Ini Penjelasannya
Ketua Program Studi Spesialis 1 Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) dokter Ernawati SpOG (K)) mengatakan pernikahan di bawah umur atau pernikahan dini meningkatkan potensi kanker serviks. Ia membeberkan sejumlah alasan mengapa hal itu terjadi.
Diketahui, sejak dulu hingga saat ini, pernikahan dini masih marak terjadi di tengah masyarakat Indonesia, tentu dengan berbagai alasan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya permintaan dispensasi nikah yang diajukan oleh para remaja usia belia.
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama bahkan mencatat sebanyak 34.000 permohonan dispensasi kawin sepanjang Januari hingga Juni 2020, di mana 60 persen di antaranya anak di bawah usia 18 tahun. Ironisnya, sebesar 97 persen di antaranya dikabulkan.
Menurutnya dokter Ernawati, hal ini menimbulkan masalah baru karena berpotensi meningkatkan potensi terjadinya kanker serviks.
Ia mengatakan, pernikahan dini tidak menutup kemungkinan terjadinya kehamilan. Terutama apabila pihak perempuan sudah mengalami menstruasi pertamanya yang menandakan fungsi reproduksinya berkembang.
Namun kehamilan yang terjadi pada usia remaja berisiko tinggi. “Kehamilan usia remaja itu risiko tinggi mengalami komplikasi pada saat kehamilan meningkat, terjadinya komplikasi seperti preeklamsia, hambatan pertumbuhan pada bayi. Risikonya tinggi pada kehamilan di bawah umur,” jelasnya.
Preeklamsia merupakan masalah di mana ibu mengalami tekanan darah yang tinggi saat masa kehamilannya. Dari sisi reproduksi lainnya, pada saat itu organ intimnya belum matang. Ia memaparkan, bahwa, jika serviksnya terpapar terlalu dini, maka risiko untuk terjadi kanker serviks juga meningkat.
"Serviks dapat disebut juga dengan leher rahim. Sedangkan kanker serviks terjadi ketika terdapat sel-sel di leher rahim berkembang secara tidak normal dan tidak terkendali," ungkap dokter Ernawati.
Senada, seorang staf pengajar Program Studi Spesialis 1 Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR yang juga merupakan praktisi di bidangnya, dr Birama Robby SpOG menyatakan hal tersebut.
“Salah satu faktor risiko kanker serviks itu pernikahan dini. Jadi hubungan seks yang dilakukan terlalu awal,” paparnya.
Hal ini dapat terjadi karena sel-sel yang melapisi seluruh permukaan serviks belum matang. “Kalau serviks terkena paparan terlalu dini, maka risiko terjadinya perubahan sel akan meningkat. Sehingga risiko kanker serviks ke depannya juga lebih tinggi,” tandasnya.
Advertisement