Nielsen: Pembaca Media Digital, Mulai Mengejar Penonton Televisi
Berdasarkan data Nielsen Consumer & Media View (CMV) menunjukkan bahwa di Indonesia, pertumbuhan kepemilikan smartphone yang mencapai 250% dalam lima tahun terakhir (2014-2019) dan karakteristik smartphone yang selalu terhubung menjadi pendorong ‘seamless lifestyle’ tersebut. Televisi memang masih mendominasi konsumsi media.
Namun bila dilihat dari lamanya waktu yang dihabiskan untuk konsumen untuk menonton TV, televisi tidak mengalami pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Mengutip data Nielsen Consumer & Media View (CMV), pada kuartal pertama 2016 konsumen di 11 kota di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 4 jam 54 menit dalam satu hari untuk menonton televisi; dan di kuartal yang sama di tahun 2019 mereka menghabiskan waktu rata-rata 4 jam 59 menit. 1
Sementara itu, waktu yang dihabiskan untuk mengkonsumsi internet justru semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir, dari 2 jam 26 menit per hari di kuartal satu 2016 menjadi 3 jam 20 menit per hari di kuartal yang sama tahun 2019. Jelas bahwa digital mulai ‘mengejar’ televisi, sehingga dipandang sebagai pendatang baru yang ‘seksi’ dalam media mix.
Seiring dengan meningkatnya waktu yang dihabiskan untuk mengkonsumsi internet, batas antara online dan offline pun menjadi samar karena konsumen tidak lagi memisahkan kedua platform tersebut dalam menjalankan aktivitas mereka. Ini yang disebut sebagai ‘seamless lifestyle’ atau tidak lagi memisahkan aktifitas online dengan offline
Studi Nielsen CMV menunjukkan konsistensi perilaku konsumen dalam menggunakan platform online dan offline sebagai berikut: 88% konsumen yang mengaku memiliki hobi fotografi memiliki akun Instagram (layanan jejaring sosial untuk berbagi foto dan video), 85% konsumenyang hobi bermain gim menyatakan bahwa mereka juga bermain gim online, dan konsumen yang suka makan di restoran juga memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk memesan makanan secara online.
Kemudian, 1(satu) dari 4(empat) orang yang suka berbelanja di pusat perbelanjaan juga berbelanja online. Perubahan perilaku dalam konsumsi media ini membuat kebiasaan cross-platform antara media digital dengan media konvensional menjadi suatu hal yang lumrah, dan digital menjadi irisan pada setiap jenis media konvensional, baik televisi, radio maupun cetak.
“Seamless lifestyle membuat strategi promosi di media digital menjadi penting,” kata Hellen Katherina, Executive Director Media Nielsen Indonesia
Studi Nielsen AdvertisingIntelligence (Ad Intel) pada kuartal kedua 2019 menunjukkan bahwa porsi belanja iklan di media digital cukup besar di tiga kategori, yaitu 25% untuk kategori Layanan Online, 20% untuk kategori Perangkat Komunikasi dan 6% untuk kategori Makanan Instan / Mi Instan.