Niat Shalat Dhuha dan Bacaan Doa Shalat Dhuha
Niat Shalat Dhuha
Para ulama sepakat, tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Namun dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu diterangkan bahwa menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bagi yang melafadzkan niat, lafadz niat shalat dhuha adalah sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
(Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa)
Niat shalat dhuha
Artinya: “Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Adapun lafadz niat yang lebih panjang sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
(Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Tata Cara Shalat Dhuha
Bagaimana tata cara sholat dhuha? Shalat dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam. Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan shalat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat.
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِىَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)
Tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:
- Niat
- Takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
Demikian tata cara shalat dhuha. Setiap dua rakaat salam, diulang sampai bilangan rakaat delapan atau yang dikehendaki. Setelah shalat dhuha dianjurkan berdoa. Bisa pula berdoa dengan doa sholat dhuha.
Doa Shalat Dhuha
Tidak ada doa shalat dhuha khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih populer, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa sholat dhuha. Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i, semuanya tidak mencantumkan doa sholat dhuha. Sehingga, kita boleh berdoa secara umum dengan doa apapun yang baik.
Ada satu Doa Shalat Dhuha yang sangat populer, yaitu:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
(Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allaahumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin)
Doa shalat Dhuha
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.
Doa Shalat Dhuha ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.
Meskipun bukan berasal dari hadits Nabi, doa sholat dhuha ini boleh-boleh saja dibaca. Boleh pula membaca doa lainnya yang penting isinya baik. Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena doa tersebut dibaca di luar sholat.
Bacaan Shalat Dhuha
Terkait bacaan shalat dhuha, kadang ada pertanyaan, surat apa yang harus dibaca setelah selesai Surat Al Fatihah? Tidak ada hadits shahih yang menjelaskan surat apa yang dibaca saat sholat dhuha. Berbeda dengan sholat Jumat atau sholat Subuh yang ada hadits shahih menerangkan sunnahnya membaca surat tertentu.
Bagaimana dengan pendapat yang menganjurkan rakaat pertama sholat dhuha membaca surat Asy Syams dan rakaat kedua membaca surat Adh Dhuha? Agaknya pendapat itu bersumber dari riwayat berikut ini:
صلوا ركعتى الضحى بسورتيهما والشمس وضحاها والضحى
“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.” (HR. Ad Dailami dari Uqbah bin Amr, dicantumkan dalam Jami’ul Ahadits)
Sedangkan bacaan pada gerakan sholat (ruku’, sujud dan lainnya) sama seperti sholat pada umumnya.
Keajaiban Shalat Dhuha
Banyak kisah nyata tentang keajaiban sholat dhuha. Berangkat dari keutamaan yang telah diuraikan di atas, keajaiban ini umumnya terkait dengan rezeki. Bahwa siapa yang mendawamkan sholat sunnah ini, rezekinya dimudahkan Allah, dilancarkan dan diberkahiNya.
Ustadz Yusuf Mansur mengalami keajaiban itu sejak pertama kali mengerjakan empat rakaat dhuha. Didasari ilmu yang didapatnya bahwa siapa yang mengerjakan empat rakaat dhuha akan dicukupkan rezekinya, bahkan diantar. Dan ternyata benar, hari itu juga beliau mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Yakni melalui orang yang bertanya alamat makelar rumah. Beliau dapat komisi yang terbilang fantastis di hari itu.
Ustadz Yusuf Mansur juga punya pengalaman menarik dari jamaahnya. Ada yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum punya anak. Ia mendawamkan sholat dhuha selama satu tahun dan kemudian diberi Allah anak sesuai doanya.
Demikain semoga bermanfaat. Amiin.