Niat Bantu Sesama, Ibu-ibu Gelar Donor Darah dengan Protokol 3M
Minimnya stok darah di masa pandemi ini menginspirasi sekelompok ibu-ibu warga Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menggelar donor darah mandiri. Mereka mengumpulkan pendonor untuk bersama-sama melakukan donor darah di lingkungan mereka.
Donor darah ini dilakukan bekerja sama dengan PMI Banyuwangi. Untuk mencegah penyebaran covid-19, donor darah ini menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Ini inisiatif warga. Awalnya ibu-ibu yang anaknya sekolah di PAUD berkumpul menunggu anak sekolah. Ada salah satu ibu-ibu yang biasa ikut donor, tapi jauh di PMI Banyuwangi. Lalu ada ibu-ibu lain yang ingin ikut donor,” jelas dr. Khusnul Imama, 37 tahun, koordinator kegiatan donor darah mandiri.
Atas dasar keinginan warga itulah, akhirnya para ibu-ibu itu berinisiatif untuk mengadakan donor darah di lingkungan tempat tinggalnya. Ibu-ibu tersebut merintis kegiatan donor darah mandiri dengan mengumpulkan calon pendonor.
“Awalnya kita merintis mencari calon pendonor kurang lebih 50 orang. Alhamdulillah peminatnya naik terus. Hari ini target bisa tembus 120 pendonor,” ujar Khusnul.
Dokter salah satu rumah sakit swasta di Banyuwangi ini menyebut, dalam pelaksanaannya donor darah ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah. Setiap calon pendonor, harus menggunakan masker, kemudian mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Calon pendonor juga dicek suhu tubuhnya.
“Tujuannya membantu sesama, ini kegiatan sosial. Menyumbangkan darah kita. Apapun situasinya tetap kita lakukan. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.
Khusnul bersama warga ingin merangsang semua orang untuk berbuat baik. Salah satunya dengan mendonorkan darah. Dia bersama teman-temannya tidak memiliki tendensi apapun dalam kegiatan ini. Murni untuk membantu sesama.
“Karena yang kita tolong adalah saudara–saudara kita, apalagi di era pandemi ini banyak sekali saudara kita yang membutuhkan (darah),” tegas istri anggota Polresta Banyuwangi, Bripka Setyo Bijaksana ini.
Menurut Petugas PMI Banyuwangi, Amirir Rosadi, perbedaan donor darah di masa pandemi dan masa sebelum pandemi hanya pada pengukuran suhu tubuh calon pendonor saja. Selain itu, di masa pandemi harus menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker dan mencuci tangan.
Sebelum donor darah, lengan calon pendonor juga dicuci. Dia menyebut dimasa pandemi tetap diperbolehkan melakukan donor darah. Karena berdasarkan penelitian covid-19 tidak menular dari darah.
“Sebelum pandemi itu banyak sekali peminatnya (donor darah). Sekarang pasa pandemi turun peminatnya. Mungkin karena banyak orang yang takut untuk menyumbangkan. Sekarang sudah boleh tapi harus terapkan protokol kesehatan,” jelas Amirir Rosadi.
Donor darah ini diikuti masyarakat umum, baik dari desa setempat maupun desa-desa lainnya. Selain warga sipil anggota TNI dan Polri juga ikut melakukan donor darah. Salah satu anggota TNI itu adalah Sertu Sudarmaji. Pria ini mengaku rutin melakukan donor darah setidaknya 4 bulan sekali.
Amirir Rosadi mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan donor darah meskipun di masa pandemi. Asalkan selama prosesnya mengikuti protokol kesehatan. Menurutnya, donor darah bisa meremajakan darah yang ada ditubuh.
“Kami sebagai aparat memotivasi supaya masyarakat mau berdonor darah dimusim pandemi ini. Tidak boleh takut. Untuk menjaga kesehatan kita. Donor darah kita lakukan supaya peremajaan darah ditubuh kita terjadi sehingga tubuh kita jadi sehat dan bugar,” terangnya.
Advertisement