Niat Baik Dinilai sebagai Kebaikan, Meski Baru Diniatkan
Segala sesuatu tergantung dari niat. Demikianlah pesan Islam yang selalu mengiringi kebaikan. Biar yang baik dinilai sebagai kebaikan meskipun baru pada batas niat.
Dalam hadits Arbain yang ke-37 disebutkan bahwa Rasulullah Shallalhu alaihi wasallam (SAW) bersabda: “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan.”
Hadits di atas menjelaskan perihal niat. Apabila seseorang berniat melakukan kebaikan—meskipun tidak jadi mengerjakan kebaikan itu—maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Jika disempurnakan dengan mengerjakannya, maka ia akan mendapatkan banyak sekali kebaikan. Misalnya, seseorang yang telah niat melakukan salat malam tapi tidak sempat bangun, maka ia mendapatkan pahala kebaikan.
Ini sungguh luar biasa, sebuah penghargaan bagi kita. Hanya dengan niat melakukan kebaikan, kita akan mendapatkan satu kebaikan dari Allah walau pun pada akhirnya, misalnya, kita tidak jadi melakukan kebaikan itu.
Sementara itu, apabila seseorang memiliki niat untuk melakukan kejahatan, tetapi tidak jadi, berdasarkan hadis di atas, inilah orang yang mendapatkan ganjaran.
Ia dicatat mendapatkan kebaikan sempurna. Sebabnya, ia meninggalkan kejahatan tersebut karena Allah dan tidak sempat melakukannya yang bisa membuatnya tercatat melakukan kejahatan.
Namun, apabila seseorang memiliki niat jahat kemudian mengerjakannya, maka ia mendapatkan satu keburukan dari Allah.
“Kebaikan-kebaikan sekecil apapun dihargai oleh Allah Swt. Kebaikan apa yang besok akan kita lakukan. Kita tingkatkan kualitas hidup kita dengan terus memelihara niat baik. Karena dengan niat tersebut kita mendapatkan ganjaran, akan berlipat tatkala mengerjakannya".
Demikian disampaikan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Budi Jaya Putra, dalam kajian yang diselenggarakan Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan.