Ngobrol Santuy Bersama Gus Menag
Oleh: Zuhairi Misrawi (Dubes RI untuk Tunisia)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas adalah sosok anak muda NU yang banyak diperbincangkan saat ini. Pikiran dan tindakan politiknya benar-benar menyegarkan dan mencerahkan. Ia tegak lurus pada gagasan Gus Dur: ke-NU-an, keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan dalam satu tarikan nafas.
"Saya ini Banser", ujar Gus Menag. Ia ingin menyatakan, bahwa perjuangan dan keberaniannya hanya untuk NU dan NKRI. Saat ini, ia benar-benar menjadi sosok teladan untuk anak muda, khususnya di lingkungan NU. Muda, pinter, organisatoris, dan berani.
Saya beberapa kali jumpa Gus Menag sejak diangkat menjadi orang nomor satu di Kementrian Agama. Yang khas dari pertemuan tersebut adalah canda, tawa, dan senyum yang khas. "Gus Dubes", ia memanggil saya.
Jadi, sekarang ada sebutan khusus di lingkungan NU, yaitu Gus Menag dan Gus Dubes. Saya sendiri meminta para diplomat di lingkungan Kementerian Luar Negeri, khususnya KBRI Tunis untuk memanggil saya dengan "Gus Dubes" daripada "Pak Dubes". Alasannya, karena masih muda, enerjik.
Perjalanan ke Muktamar NU
Dalam perjalanan pulang dari Muktamar NU kemarin, kami kebetulan dalam satu kapal ferry saat menyebrangi Laut Sunda. Akhirnya, kami bisa berbincang banyak. Suasana batin kami benar-benar gembira, karena Muktamar NU ke-34 berjalan lancar dan terpilih Ketua Umum NU versi regenerasi, walaupun banyak muktamirin yang tidak teregistrasi.
"Saya senang sekali, akhirnya bisa melihat wajah baru NU di bawah kepemimpinan Gus Yahya dalam lima tahun yang akan datang. Lega rasanya bertugas ke Tunisia, karena NU akan melakukan lompatan besar", ujar saya pada Gus Menag. Lalu, Gus Menag menimpali langsung, "PBNU harus diisi anak-anak muda NU yang pintar dan progresif". Saya sendiri akan mempromosikan dan mengenalkan pikiran keislaman ala NU ke dunia internasional.
Ya, dalam hal ini saya dan Gus Menag punya visi yang sama. NU saat ini sedang panen anak muda yang cerdas dan militan. Selama ini mereka diabaikan dan terpinggirkan. Presiden Jokowi dalam pembukaan Muktamar NU ke-34 menyatakan, bahwa NU punya anak-anak muda yang cerdas. Secara implisit Presiden ingjb menegaskan ada Gus Menag, saya, dan anak-anak muda NU lainnya yang selama ini banyak membantunya dan menyuarakan pentingnya solidaritas kebangsaan dan kemanusiaan.
Kami berdua berbincang, bahwa kebenaran dan kebaikan harus diperjuangkan meski nyawa dan jabatan pertaruhannya. Inilah yang dimaksudkan Gus Yahya Cholil Staquf perihal MENGHIDUPKAN GUS DUR. Menegakkan kebenaran dan kebaikan di negeri ini harus diperjuangkan. Gus Menag dan saya punya titik-temu yang sama dalam hal ini.
Terakhir, saya ingin mengutip ungkapan Bung Karno, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Kebenaran akan menang pada akhirnya. Kapal merapat di anjungan, dan kami pun berpisah untuk menunaikan tugas negara masing-masing, memastikan NKRI adil, damai, dan tersenyum.