Ngeles dari Bursa Cawapres, UAS Malah Sodorkan Nama Salim Al Jufri
Setelah menolak untuk masuk dalam kandidat calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto, Ustadz Abdul Somad malah menyodorkan nama Salim Al Jufri. Salim Al Jfri adalah adalah mantan Menteri Sosial Indonesia. Sebelumnya ia adalah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Kesultanan Oman sejak Desember 2005 menggantikan Muhammad Maftuh Basyuni.
Somad beralasan, pasangan Prabowo dengan Habib Salim merupakan pasangan yang tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan Ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius. Dalam darah Salim, Somad menilai ada barokah darah Nabi. Sedangkan untuk posisi untuk dirinya, Somad mengumpakan akan tetap menjadi jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara.
Nama Abdul Somad muncul dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo setelah Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) telah memutuskan rekomendasi calon presiden dan wakil presiden 2019.
Dalam forum yang digelar sejak Jumat lalu tersebut, GNPF merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.
Namun, atas pencalonannya tersebut Somad menolak halus. Bahkan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyatakan akan menegur Somad karena sikap ustadz kondang itu.
"Andaikata saya ketemu Pak Abdul Somad, akan saya ingatkan, jangan (seperti) Nabi Yunus," kata Amien di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 30 Juli 2018.
Mantan Ketua MPR ini mengatakan Somad merupakan sosok yang kritis dan peduli terhadap kondisi negeri. Daripada Somad terus berbicara, Amien meminta Somad mewujudkan kritik-kritik itu dengan berkuasa di pemerintahan.
"Pak Abdul Somad sangat kritis, kritis sekali, pada masalah ketidakadilan, masalah pendidikan, masalah hot dan lain-lain. Daripada Beliau selalu hanya lisan, saatnya ini beliau punya otoritas kekuasaan yang telanjang untuk kemudian mencari sesuatu yang kejernihan, bukan? Tapi kekuasaan bentuknya otoritas sebagai wapres," ujar Amien. (amr)